"Berikan insentif yang lebih kepada guru mata pelajaran produktif agar mereka itu tertarik menjadi guru," ujarnya.
Satriawan menjelaskan, bahwa SMK itu memiliki klasifikasi yang beragam dengan tingkat kualitas serta pembayaran upah yang tidak merata. Hal ini dipicu, mayoritas SMK swasta yang kemampuan finansialnya berbeda-beda.
"Bahkan banyak SMK yang kelas bawah. Bukan pemerintah yang menggajinya, yang SMK swasta kelas bawah digaji oleh yayasan. Sedangkan kemampuan yayasan berbeda-beda," pungkasnya. (der/fin)