Beda Derajat

fin.co.id - 08/05/2020, 03:52 WIB

Beda Derajat

Produksi garmennya langsung dihentikan --sementara. Pindah ikut mengatasi kelangkaan APD, masker, dan baju operasi.

Padahal Mas Pri biasa memproduksi baju dan celana merk luar negeri --yang sebagian dijual kembali ke Indonesia. Uniqlo pun dibuat di sini.

Dan sekarang total ke APD dan masker.

Order APD pertamanya sebanyak 1 juta. Harus selesai dalam satu bulan. Target itu berhasil ia penuhi. Maka datanglah juta kedua, juta ketiga....

Satu pabriknya khusus membuat APD. Satu pabrik lagi membuat masker. Pabrik yang lain lagi membuat jubah dokter warna hijau. Tiga pabrik tersebut berlokasi di pinggir Barat kota Probolinggo --saling terpisah di jarak sekitar 5 Km.

Sekarang sudah ada jalan tol dari Surabaya ke sana. Tapi untuk menghindari pemeriksaan PSBB, saya lewat jalur aman. Akibatnya perlu waktu 2 jam. Baru pulangnya saya lewat tol --hanya satu jam.

Meski saya kelahiran Magetan tapi belum pernah ke Sarangan --sampai umur 25 tahun. Tidak ada kata rekreasi di kehidupan keluarga kami saat itu. Tapi tiap hari sebenarnya saya sudah rekreasi --berenang di sungai yang diawali dengan terjun ke air dari atas jembatan.

Tidak ada sungai yang bisa dibuat renang di lereng Gunung Lawu. Rekreasi Mas Pri ternyata tidak kalah asyiknya. Itu karena tidak ada SMP di desa Sarangan. SMP terdekat adalah di Plaosan  --ibu kota kecamatan. Mas Pri harus jalan kaki ke sekolah.

Berangkatnya sih sepele: tinggal menuruni lereng gunung --meski curam. Tapi, pulang sekolah, di saat perut sudah lapar, harus mendaki. Dan mendaki.

”Sepatu dan baju saya lepas. Biar tidak kotor dan tidak rusak,” ujar Mas Pri mengenang masa SMP itu.

Saya belakangan juga sering mengenang Plaosan. Ke tebing gunung di Plaosan itulah saya sengaja menabrakkan mobil listrik --agar tidak menabrak orang banyak.

Tamat SMP Plaosan Mas Pri harus ngenger ikut pamannya yang di Kediri. Agar bisa melanjutkan sekolah. Ia pun masuk STM di Kediri --jurusan mesin.

Sejak itu Mas Pri menyukai pelajaran bahasa Inggris. Ia belajar keras. Tamat STM ia sudah percaya diri saat melihat ada lowongan pekerjaan di koran. Akan ada pabrik tekstil baru di Probolinggo. Milik investor asing dari Hongkong.

Ia pun melamar dan diterima. Sambil menunggu pabrik selesai dibangun Mas Pri disekolahkan ke Hongkong. Tiga bulan. Ke Filipina, 3 bulan. Ke Australia, 3 bulan.

Siang hari Mas Pri bekerja di pabrik itu. Malamnya membuka kursus bahasa Inggris. Salah satu muridnya adalah putri seorang polisi --itulah istrinya sampai sekarang.

Admin
Penulis