Menjadi Ayah

fin.co.id - 17/03/2020, 11:10 WIB

Menjadi Ayah

Begitu tamat ITATS Rizal diterima di bengkel Honda.

Cita-cita Rizal pun tercapai: kerja di bengkel. Itulah cita-cita tahap I. Ternyata ia mampu menjadi seperti ayahnya.

Yang ia belum mampu adalah menjadi kepala bengkel. Itulah cita-cita Rizal berikutnya.

Mungkin perlu waktu panjang. Ia melihat terlalu banyak orang yang lebih senior di bengkel itu.

Tapi di saat Rizal berumur 29 tahun kesempatan itu datang. Jauh lebih cepat dari yang ia bayangkan.

Saat itu ada pengusaha yang membangun bengkel Honda di Mojokerto --50 Km di barat Surabaya.

Mula-mula teman Rizal yang ditugaskan menjadi kepala bengkel di sana. Hanya tahan dua minggu. Si pengusaha merasa tidak cocok. Ia minta agar Honda mengirim tenaga yang lain.

Pengganti itu pun hanya tahan dua bulan. Si pengusaha minta diganti. Yang lebih bagus lagi.

Dikirimlah Rizal.

Waktu itu Rizal sudah punya piagam ”juara nasional” teknisi Honda. Ia memang diikutkan kejuaraan nasional setelah menjuarai tingkat Provinsi Jatim.

Yang dilombakan mulai dari keramahan menyambut mobil konsumen sampai kecepatan menyelesaikan masalah.

Misalnya, ia harus tahu siapa nama pemilik atau yang membawa mobil ke bengkel itu. Untuk itu ia harus memperkenalkan diri dulu kepada tamunya.

Dengan sikap yang ramah tapi meyakinkan. Lalu bertanya siapa nama sang tamu. Juga dengan nada dan gaya bertanya yang sopan, menghargai dan percaya diri.

Sejak mengetahui nama sang tamu, petugas bengkel harus selalu menyebut nama tamunya itu di setiap pertanyaannya. Misalnya: Bu Rina, ada keluhan apa?

Menurut doktrin Honda, setidaknya petugas harus menyebut nama tamunya tujuh kali --dari saat datang sampai mobil siap ditangani.

Admin
Penulis