Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Dua Minggu, Ini Faktor Penyulutnya

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Dua Minggu, Ini Faktor Penyulutnya

Emas batangan internasional-Photo by Michael Steinberg -Pexels

JAKARTA, FIN.CO.ID - Mengutip laporan Reuters hari ini, harga emas melesat ke level tertinggi dalam dua minggu.  

Harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD1.865,07 per ounce pada Rabu 25 Mei 2022 pukul 01.19 WIB., setelah mencapai level tertinggi sejak 9 Mei di USD1.868,69 pada awal sesi. 

(BACA JUGA:Hyundai Serius Garap Mobil Listrik, Kucurkan Investasi Rp81 Triliun untuk Bangun Pabrik EV di Georgia)

(BACA JUGA:5 ATPM Kolaborasi Kembangkan Mobil Listrik di Bali)

Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melonjak hampir 1% menjadi USD1.865,4.

Kenaikan harga emas itu disebabkan daya tarik logam safe-haven itu terangkat penurunan dolar AS dan imbal hasil obligasi Amerika atau US Treasury, di tengah selera risiko yang lemah di pasar keuangan.

Pelemahan Indeks Dolar (Indeks DXY) bersama dengan imbal hasil US Treasury dari level tertinggi baru-baru ini memberikan lingkungan yang mendukung bagi emas, kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.

Dolar AS mencapai level terendah satu bulan, sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun sedikit lebih rendah karena pelemahan ekuitas menghidupkan kembali permintaan  safe-haven  untuk surat utang tersebut.

(BACA JUGA:Daftar 20 Mobil Terlaris Bulan April 2022, Mobil Anda Salah Satunya?)

(BACA JUGA:Daftar MPV Terlaris Bulan April 2022, Dari Tipe Premium Sampai yang Compact)

"Trader emas semakin mempertanyakan kesediaan The Fed untuk masuk ke dalam resesi, karena kekhawatiran ekonomi yang berkembang menghembuskan napas ke pasar emas. Aliran naik dari CTA bersama dengan pertumbuhan di ETF mendukung pemulihan," tulis analis TD Securities dalam sebuah catatan.

Emas dipandang sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa krisis ekonomi dan lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan suku bunga cenderung membebani emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Dengan Federal Reserve meningkatkan perjuangannya melawan inflasi tertinggi selama 40 tahun, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dia mendesak kehati-hatian untuk menghindari memicu "dislokasi ekonomi yang signifikan" dengan kenaikan suku bunga yang terlalu tajam.

"Sekarang kita tahu apa yang kita dapatkan dari The Fed, kita dapat berargumen bahwa emas sekali lagi memiliki jalur yang cukup jelas untuk bergerak maju," papar Meger, menyoroti pasar yang masih mempertanyakan apakah kenaikan suku bunga akan cukup untuk mencegah tekanan inflasi dalam jangka pendek. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: