Harga Emas Dunia Melemah, Terbebani Data Penjualan Ritel Amerika

Harga Emas Dunia Melemah, Terbebani Data Penjualan Ritel Amerika

Emas batangan internasional-Photo by Michael Steinberg -Pexels

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga emas melemah, tertekan data penjualan ritel Amerika yang kuat dan ekspektasi kenaikan suku bunga yang agresif. Namun demikian, depresiasi dolar AS membatasi penurunan harga emas tersebut.

Dikutip dari laporan Reuters, Selasa 17 Mei 2022 atau Rabu 18 Mei 2022 dini hari WIB, harga emas di pasar spot turun 0,5 persen menjadi USD1.815,19 per ounce pada pukul 01.40 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,3 persen menjadi USD1.818,9 per ounce.

(BACA JUGA:IHSG Berpeluang Menguat Terbatas, Simak Saham-saham Rekomendasi Analis Berikut)

Penjualan ritel Amerika meningkat kuat pada periode April, menunjukkan permintaan tetap solid meski inflasi tinggi dan meredakan kekhawatiran bahwa ekonomi sedang menuju resesi.

Emas tampaknya berada di bawah tekanan sejak data tersebut dirilis, kata Ryan McKay, analis TD Securities.

(BACA JUGA:Daftar 6 Mobil Harga Rp300 Jutaan yang Punya Fitur Panoramic Sunroof)

"Sentimen bagi pasar logam mulia mulai berubah lebih  bearish,"  ujar McKay, menambahkan bahwa itu bisa menjadi berita buruk bagi emas yang bergerak maju dengan beberapa likuidasi yang akan datang, terutama karena Federal Reserve terus menyuarakan nada yang  hawkish.

The Fed akan "terus mendorong" untuk memperketat kebijakan sampai jelas bahwa inflasi menurun, tutur Chairman Jerome Powell, Selasa, menambahkan bahwa bank sentral AS itu akan mempertimbangkan untuk bergerak lebih agresif jika inflasi tidak turun.

(BACA JUGA:Southampton vs Liverpool 1-2: Comeback The Reds Bikin Perburuan Juara EPL Berlanjut Hingga Menit Akhir)

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan inflasi, tetapi kenaikan suku bunga diterjemahkan ke dalam  opportunity cost  yang lebih tinggi untuk menahan logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, dolar melemah, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

(BACA JUGA:Mobil FWD Gak Kuat Nanjak, Mitos Atau Fakta?)

Mencerminkan sentimen investor, kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, berada di level terendah sejak awal Maret.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: