Oleh Dahlan Iskan
JONAN sudah sampai di Roma tadi malam. Saya menilai sangat tepat Ignasius Jonan ditunjuk Presiden Prabowo untuk mendampingi mantan Presiden Jokowi mewakilinya di hari pemakaman Sri Paus Fransiskus Sabtu depan. Dua utusan Prabowo lainnya adalah Wamenkeu Thomas Djiwandono dan Menteri HAM Natalius Pigai.
Jonan adalah orang Indonesia yang sudah berkali-kali bertemu Sri Paus. Ia bukan ulama Katolik. Bukan pula pimpinan dalam struktur Katolik di Indonesia. Boleh dikata Jonan adalah orang Katolik awam yang istimewa.
Bahkan Jonan adalah satu-satunya ''awam'' di dunia yang dipercaya menjadi ketua panitia penyambutan Sri Paus ke suatu negara. Yakni saat Sri Paus ke Indonesia tahun lalu.
Di negara-negara lain ketua panitianya selalu seorang uskup atau kardinal.
Kedekatan Jonan dengan Vatikan terjadi sejak tahun 2014. Yakni setelah muncul berita Jonan kena reshuffle sebagai menteri perhubungan di kabinet Jokowi periode pertama.
Rupanya kehebatan manajemen Jonan dimonitor pula oleh hierarki gereja Katolik. Terutama oleh Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.
Baca Juga
Jonan adalah orang yang merombak wajah dan jantung kereta api di Indonesia. Yakni saat Jonan menjabat direktur utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) selama dua periode. Prestasinya itulah yang membuat Jonan diangkat menjadi menteri perhubungan.
Setelah ''nganggur'' akibat reshuffle di tahun 2014 itu, Jonan dihubungi duta besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta (waktu itu) Mgr Antonio Guido Filipazzi. Jonan diusulkan untuk bisa ke Vatikan beraudiensi dengan Sri Paus.
Tahun 2016, tepatnya 6 Oktober, Jonan benar-benar bisa bertemu Sri Paus.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa pada suatu hari saya berkesempatan bertemu dan bersalaman dengan seorang Paus," tulis Jonan kepada saya kemarin.
Saya memang minta agar Jonan mau menuliskan pengalamannya sering bertemu Paus. Saat permintaan itu saya kirim, ia sudah siap-siap terbang ke Roma. Jonan berjanji dalam penerbangan ke Roma itu ia akan punya waktu menulis untuk saya.
Sebenarnya ada beberapa teman yang juga sering bertemu Sri Paus. Misalnya Melinda Tedja dan suami. Dia adalah pemilik Pakuwon Jati, yang memiliki begitu banyak mal di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan banyak kota lainnya.
Demikian Lia, istri pencipta lagu James F. Sundah yang di New York itu.
Atau Dr Kiai Haji Yusuf Daud, orang Asia pertama yang mendapat beasiswa dari Vatikan untuk memperdalam ilmu filsafat di Roma.