Soal Penguatan Lokal Konten di Sektor Migas, Guspenmigas: Semakin Sering Jokowi Marah Itu Bagus

Soal Penguatan Lokal Konten di Sektor Migas, Guspenmigas: Semakin Sering Jokowi Marah Itu Bagus

Para pengurus Guspenmigas: (Dari kiri ke kanan) Kamaludin Hasyim, Didie Tedjosumirat, Rudiyanto dan Willem Siahaya.-Sigit Nugroho-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Para pengusaha yang bernaung dalam Gabungan Usaha Penunjang Energi dan Migas (Guspenmigas) melaporkan bahwa penggunaan konten lokal pada sektor migas sudah mencapai 40 persen. 

Artinya, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk sektor migas bisa terus ditingkatkan, seiring dengan mulai berkembangnya industri-industri penyedia komponen sektor migas, termasuk juga kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang juga sudah mengalami peningkatan. 

(BACA JUGA:Market Share Penjualan Mobil Astra Tembus 56 Persen di Bulan Maret 2022)

Ketua Umum Guspenmigas Rudiyanto mengatakan, ketika berbicara soal Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) atau TKDN, tidak hanya soal komponen atau alat yang digunakan di sektor migas, melainkan juga berbicara soal SDM ketenagakerjaan. 

Diakuinya meski belum semua komponen sektor migas diproduksi di dalam negeri, namun soal urusan SDM sektor migas, Indonesia tidak perlu diragukan lagi. 

"TKDN itu kan gak hanya melulu yang namanya barang, jasa juga bisa. Sekarang masa iya sih engineer-engineer kita gak punya kemampuan untuk melakukan yang namanya Quality Control (QC), melakukan maintenance. Ini kan kita bicara proses engineering yang bisa dipelajari, yang kadang gak sedikit kadang ada tekanan kualifikasi. Kualifikasi ini kalau kita bisa buat harmonisasi sama yang di dalam itu kan sebenarnya bisa," ujar Rudiyanto, menjawab pertanyaan Fin.co.id, dikutip Selasa 26 April 2022. 

(BACA JUGA:Beredar Daftar 'Permintaan Khusus' Tri Suaka Untuk Manggung, Dijamin Bikin 'Geleng-geleng' Panitia)

Kembali lagi ke soal TKDN, kata Rudiyanto, Guspenmigas saat ini terus memperjuangkan peningkatan TKDN di sektor penunjang migas, salah satunya dengan memberikan konsep dan memperjuangkan agar sesama anak bangsa bisa melakukan proses yang sebenarnya bisa dilakukan juga dan tidak semuanya investasi harus dibawa dari luar negeri. 

"Di industri penunjang ini kita semuanya mostly adalah perusahaan dalam negeri yang kita harapkan punya kemampuan dan kapabilitas untuk mensupport sektor migas," tuturnya. 

Guspenmigas, kata Rudiyanto, telah menggandeng stakeholder terkait di sektor migas, tujuannya untuk memberikan semacam awareness bahwa industri pendukung sektor migas di Indonesia sebenarnya sudah ada dan siap mendukung industri utama. 


Ilustrasi fasilitas pengolahan minyak milik Pertamina-Pertamina-

(BACA JUGA:Tri Suaka dan Zidan Parodikan Iwan Fals dan Ebiet G Ade, Pemain Preman Pensiun Geram, Salam Olahraga!)

"Kami menggandeng juga beberapa mitra, utamanya SKK Migas, Ditjen Migas, Perindustrian dan stakeholder lainnya tujuannya adalah untuk memberikan awareness untuk regulator supaya mereka paham, kalau kita diberi kesempatan, diberikan ruang, kita ini juga bisa lebih daripada yang lain," tuturnya. 

Terkait fungsi pengawasan TKDN di sektor migas, lanjur Rudiyanto, memang saat ini sudah ada lembaga khusus yang menanganinya. Ia berharap, kedepan tingkat kepatuhan industri migas terhadap TKDN bisa terus meningkat agar industri pendukung sektor migas di Indonesia bisa naik kelas menjadi industri utama. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: