Terkini

Pilihan


Kasus Harian COVID-19 Bertambah 602, Jakarta Sumbang Penularan Terbanyak

Kasus Harian COVID-19 Bertambah 602, Jakarta Sumbang Penularan Terbanyak

Ilustrasi tes COVID-19.-Peggychoucair-Pixabay

JAKARTA, FIN.CO.ID - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan jumlah kasus positif bertambah 602 dengan DKI Jakarta menjadi penyumbang terbanyak yakni 193 sehingga total keseluruhan ada 6.039.266 kasus di Indonesia.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, Sabtu, 16 April 2022, daerah selanjutnya yang menyumbang kasus terbanyak adalah Jawa Barat 99 kasus, Banten 61 kasus, Jawa Tengah 53 kasus, dan Jawa Timur 46 kasus.

Penambahan kasus terkonfirmasi positif itu juga diikuti dengan kasus kematian yang masih meningkat. Pada Sabtu, kasus kematian bertambah 24 kasus dari hari sebelumnya sehingga total keseluruhan ada 155.844.

(BACA JUGA:Tuduhan AS Soal PeduliLindungi, Mahfud: Nyatanya, Kami Berhasil Atasi COVID-19 Lebih Baik dari Amerika Serikat)

Di sisi lain, kasus aktif turun sebanyak 2.190 kasus. Akibatnya kini total kasus aktif tersisa 60.475 kasus.

Sedangkan kasus kesembuhan ada 5.822.947 kasus, setelah mengalami penambahan 2.768. Dengan daerah penyumbang kasus kesembuhan terbanyak yakni DKI Jakarta 599 pasien, Jawa Tengah 567 pasien, Jawa Barat 394 pasien, DI Yogyakarta 260 pasien dan Banten 191 pasien.

Satgas turut mencatat 2.555 orang telah menjadi suspek COVID-19. Sedangkan 98.459 spesimen sudah diperiksa hari ini.

(BACA JUGA:COVID-19 Menghantui Jelang Mudik Lebaran 2022, Begini Strategi Pemerintah Tekan Kasus Penularan)

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menekankan bahwa suatu virus tidak akan terpengaruh terhadap deklarasi perubahan status dari pandemi menjadi endemi.

Dicky mengatakan memasuki tahun ketiga pandemi COVID-19, tingkat kejenuhan masyarakat akan semakin kuat bahkan pada level negara sekalipun. Mulai banyak negara yang mendeklarasikan dirinya telah memasuki masa endemi.

Padahal virus juga tidak akan terpengaruh oleh status endemi karena walaupun negara benar-benar berstatus endemi, virus akan terus ada dan berkembang di dalam masyarakat meskipun kasus cenderung lebih terkendali dan sesuai dengan hukum biologi.

(BACA JUGA:Satgas COVID-19 IDI: Tetap Pakai Masker Meski Pandemi Mau Beralih ke Endemi)

Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian karena meskipun sebuah negara memasuki endemi, kondisinya tetap sama berbahayanya akibat dampak yang masih terus diberikan pada fasilitas kesehatan seperti meningkatnya kematian.

Ditambah di sebuah negara sendiri, terdapat beberapa daerah yang mungkin sudah memasuki endemi, sebagian memasuki epidemik ataupun sporadik. Sebab, tiap daerah mengalami tren kasus COVID-19 yang berbeda-beda.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizky Agustian

Tentang Penulis

Sumber: