Nah Lho, Barat dan Eropa Ragu-Ragu Soal Embargo Komoditas Energi Rusia, Harga Minyak Langsung Meroket

fin.co.id - 13/04/2022, 07:30 WIB

Nah Lho, Barat dan Eropa Ragu-Ragu Soal Embargo Komoditas Energi Rusia, Harga Minyak Langsung Meroket

ILustrasi - Tambang minyak dunia. FOTO: Dr StClaire - Pixabay.

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga minyak dunia kembali melambung pada Rabu, kembali ke level di atas USD100 per barel setelah sehari sebelumnya sempat menurun di bawah level USD100 per barel. 

Mengutip data Reuters, Rabu 13 April 2022 dini hari WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent melejit USD6,16 atau 6,3 persen ke level USD104,64 per barel. 

(BACA JUGA: Cek Disini, Prakiraan Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Rabu 13 April 2022)

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) patokan Amerika melesat USD6,31, atau 6,7 persen, menjadi menetap di posisi USD100,60 per barel.

Padahal pada sesi sebelumnya, kedua jenis minyak itu anjlok sekitar 4 persen, hingga menyentuh level di bawah USD 100 per barel. 

Menurut kabar yang beredar, penguatan harga minyak itu dipicu oleh adanya pelonggaran penguncian di China, serta produksi kondensat Rusia yang jatuh ke posisi terendah sejak 2020. 

Selain itu, penguatan harga minyak juga dipicu oleh pernyataan negara-negara produsen minyak (OPEC) yang menyatakan tidak mungkin mengganti potensi penurunan pasokan dari Rusia.  

(BACA JUGA: Mahasiswa Tolak Harga Pertamax Naik, Adian Napitupulu: Gimana Sih Kalian Ngitungnya?)

Otoritas China mengatakan lebih dari 7.000 unit perumahan telah diklasifikasikan sebagai daerah berisiko rendah dari paparan COVID-19, setelah melaporkan tidak ada infeksi baru selama 14 hari. 

Sejumlah distrik di negara itu juga mengumumkan kompleks area mana yang dapat dibuka.

Sementara itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) memperingatkan tidak mungkin mengganti 7 juta barel per hari minyak Rusia dan ekspor produk energi lainnya yang hilang, jika terjadi sanksi atau tindakan sukarela.

Sementara itu produksi kondensat minyak dan gas Rusia turun di bawah 10 juta barel per hari, Senin, ke level terendah sejak Juli 2020.

(BACA JUGA: Gak Perlu Marah-Marah Pertamax Mahal, Pengamat Energi: Harga BBM Indonesia Paling Murah Kok!)

Menurut narasumber Reuters, hal itu terjadi karena sanksi dan kendala logistik yang menghambat perdagangan.

Narasumber itu juga mengatakan produksi minyak rata-rata Rusia anjlok lebih dari 6 persen menjadi 10,32 juta barel per hari, pada 1-11 April dari 11,01 juta pada Maret.

Admin
Penulis