Luhut Banggakan Metode DSA Dokter Terawan: Bersaing dengan Baik, Jangan Bawa Dengki, Kemarahan dan Kebencian

Luhut Banggakan Metode DSA Dokter Terawan: Bersaing dengan Baik, Jangan Bawa Dengki, Kemarahan dan Kebencian

Luhut Binsar Pandjaitan bersama dokter Terawan Agus Putranto. -Screenshoot @PastorGilbertL -Twitter

(BACA JUGA:Pemecatan Dokter Terawan, Pemerintah Pastikan Turun Tangan)

“DSA itu lebih dari 40 ribuan orang yang mengalami pertolongan. Itu harus kita syukuri. Saya sudah DSA juga, saya merasakan manfaatnya. Sekarang ini saya coba, tentu mereka sudah melakukan riset juga. Bahwa ini nantinya jadi alkes atau apapun, apalah arti sebuah nama. Yang penting ini bermanfaat nggak. Kalau bermanfaat, mari kita sama-sama dukung karya anak bangsa. Terima kasih maju Indonesia,"pungkas Luhut.

Seperti diberitakan, Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dokter Terawan Agus Putranto diberhentikan secara permanen dari anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

Terawan dipecat salah satunya dikarenakan melakukan promosi Vaksin Nusantara sebelum penelitiannya selesai. 

Hal itu tertuang surat tertanggal 8 Februari 2022 Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pusat IDI. 

(BACA JUGA:Curhat Dokter Terawan: Mereka Seenaknya Menghakimiku dan Menyalahkanku)

Surat MKEK tersebut diunggap oleh anggota IDI Pandu Riono.

“Kasus Pelanggaran Etika Berat dokter Terawan cukup panjang. Hasil sidang MKEK pada tgl 8 Feb 2022 disampaikan pada @PBIDI kelanjutan hasil MKEK dan Muktamar IDI tahun 2018. Keputusan MKEK tersebut dibahas pada sidang khusus Muktamar IDI XXXI tgl 21-25 Maret 2022,” tulis Pandu melalui akun @drpriono1 seperti dikutip FIN pada Sabtu (26/3/2022).

Dari keterangan pada postingannya itu, berdasarkan dari surat MKEK yang ditunjukan kepada Ketua Umum PB IDI, terdapat alasan pemberhentian Terawan.

Pertama, Terawan belum menyerahkan bukti telah menjalankan sanksi etik sesuai SK MKEK tanggal 12 Februari 2018 hingga saat ini.

(BACA JUGA:Terbongkar! Ketua IDI yang Pecat Dokter Terawan Ternyata Pengurus MUI)

Kedua, Terawan melakukan promosi kepada masyarakat luas tentang Vaksin Nusantara sebelum penelitian vaksin tersebut selesai. Keberadaan Vaksin Nusantara memang menjadi perdebatan dan polemik karena ketidakjelasannya. 

Ketiga, Terawan bertindak sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI). 

Pembentukan badan tersebut dibentuk tanpa melalui prosedur sesuai tatalaksana dan organisasi (ORTALA) IDI dan proses pengesahan di Muktamar IDI. 

Keempat, Terawan menerbitkan Surat Edaran (SE) pada 11 Desember 2021 yang berisikan instruksi kepada seluruh ketua cabang dan anggota PDSKRI di seluruh Indonesia agar tidak merespons ataupun menghadiri acara PB IDI. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: