Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia Protes Isu HAM, Qatar Kecewa

Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia Protes Isu HAM, Qatar Kecewa

Foto: fifa.com--

JAKARTA, FIN.CO.ID -- FIFA telah menggelar Kongres FIFA ke-72 di Doha, Qatar pada Kamis, 31 Maret 2022 waktu setempat.

Dalam pertemuan tersebut, isu Hak Asasi Manusia di Qatar menjadi sorotan jelang Piala Dunia 2022.

(BACA JUGA:Kapok dengan Bale dan Hazard, Real Madrid Pikir-pikir Lagi Datangkan Erling Haaland?)

Presiden asosiasi sepak bola Norwegia Lise Klaveness pada kongres FIFA kemarin mengatakan penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 patut dipertanyakan.

Dikutip dari Sky Sports, Jumat, 1 April 2022, Komite Tertinggi Piala Dunia Qatar melalui sekretaris jenderal Hassan Al Tawadi mengaku kecewa dengan pernyataan Presiden asosiasi sepak bola Norwegia Lise Klaveness pada kongres FIFA kemarin.

Al Thawadi mengatakan Klaveness sama sekali tidak berusaha menghubungi mereka serta tidak berusaha untuk terlibat dalam dialog sebelum berbicara pada kongres kemarin.

(BACA JUGA:Pindah ke PSIS, Ternyata Marukawa Tak Pernah Jawab Sodoran Kontrak Baru dari Persebaya)

Ia mengimbau kepada semua pihak bahwa pihaknya sangat terbuka dengan dialog dan menyambut baik kritik membangun yang didasarkan dari disukusi.

"Pemahaman terhadap isu dan konteks permasalahan serta pemahaman terhadap perkembangan dan fakta yang ada di lapangan," ujar Al Thawadi.

"Kami selalu membuka pintu kami. Kami akan selalu terus membuka pintu kami untuk siapa saja yang ingin memahami masalah ini, yang ingin memahami apa itu dan mendidik diri mereka sendiri sebelum memberikan penilaian apa pun," sambungnya.

(BACA JUGA:BRI Liga 1 Musim 2021/2022 Telah Berakhir, PSIS Semarang Langsung Datangkan Dua Pemain Asing)

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Klaveness turut menyoroti kasus beberapa pekerja migran yang meninggal ketika membangun infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 yang rencana akan digelar di Qatar pada November hingga Desember mendatang.

Lise Klavenes menilai, trek rekor negara itu soal HAM harusnya menjadi pertimbangan FIFA menunjuknya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

"Pada 2010, Piala Dunia diberikan FIFA dengan cara yang tidak dapat diterima dengan konsekuensi yang tidak dapat diterima," kata Klaveness, seperti dilansir Al Jazeera.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: