Islah Bahrawi: Negara Dihakimi Oleh Kelompok yang Punya Pemahaman Terorisme Identik dengan Islam

Islah Bahrawi: Negara Dihakimi Oleh Kelompok yang Punya Pemahaman Terorisme Identik dengan Islam

Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi-Channel GMNU TV-Youtube

JAKARTA, FIN.CO.ID - Penangkapan jaringan teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri kerap dikait-kaitkan dengan umat Islam. 

Bahkan, ada yang menyebut pemerintah dan Densus 88 Islamphobia. 

Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menegaskan Islam sama sekali tidak identik dengan terorisme. 

(BACA JUGA:Islah Bahrawi: dr Sunardi Tahu Akan Ditangkap, Berbulan-bulan Keluar Rumah Naik Ambulans)

"Hari-hari ini, negara betul-betul dihakimi oleh kelompok-kelompok yang memiliki pemahaman bahwa terorisme itu identik dengan Islam. Terorisme itu tidak ada agamanya. Tidak ada agama yang menganjurkan terorisme dan ekstrimisme. Apalagi Islam. Mereka yang melakukan pembelaan terhadap teroris adalah orang yang masih menganggap terorisme adalah bagian dari Islam," ujar Islah Bahrawi seperti dikutip FIN dari channel YouTube GMNU TV pada Rabu (16/3/2022).

Dia mencontohkan ketika ada penangkapan di MUI misalnya. Islah Bahrawi menyebut orang-orang yang mengaku sebagai ulama selalu bereaksi lebih dulu. 

"Ini kan aneh. Terorisme ini jangan diidentikkan dengan Islam. Tapi kalian yang ngomong duluan. Entah Anwar Abbas, entah siapalah. Selalu ngomong. Kalau begitu dengan sendirinya mereka mengakui bahwa terorisme ini bagian dari Islam. Ini kan logika-logika dasar gitu lho," imbuhnya. 

(BACA JUGA:dr Sunardi Tewas Ditembak Densus, Fadli Zon: Kebiadaban yang Tidak Adil Tanpa Kemanusiaan!)

Menurutnya, jika Densus 88 menangkap orang yang memang menginfiltrasi MUI, yang diringkus bukan bagian dari MUI. 

"Karena memang Densus sudah punya alat bukti yang cukup bahwa yang bersangkutan aktif dalam gerakan jaringan teror di Indonesia," tegasnya. 

Islah Bahrawi menambahkan banyak gerakan jaringan teror di Indonesia. Seperti JI (Jamaah Islamiyah), JAD (Jamaah Ansharut Daulah), JAK (Jamaah Ansharut Khilafah), JAT (Jamaah Ansharut Tauhid), JAS (Jamaah Ansharut Syariah), MIT (Mujahidin Indonesia Timur) dan MIB (Mujahidin Indonesia Barat). 

(BACA JUGA:DPR 'Bungkam' Atas Kasus Penembakan Dr Sunardi, Fahri Hamzah: Lama-lama Curiga Mereka Bersekongkol!)

Jaringan tersebut bergerak di bawah permukaan dengan sangat aktif. Mereka melakukan rekrutmen, funding, pendidikan, persiapan-persiapan revolusi dan sebagainya. 

"Mungkin orang awam melihatnya di atas permukaan biasa-biasa saja. Saya mengamati betul bahwa mereka di bawah permukaan memang selalu bergerak," katanya.  

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: