Ternyata di Lokasi Warga Diserang Buaya, Ada 14 Buaya Besar Belum Termasuk Anak-anaknya

Ternyata di Lokasi Warga Diserang Buaya, Ada 14 Buaya Besar Belum Termasuk Anak-anaknya

Buaya muara (ilustrasi)---Pixabay

JAKARTA, FIN.CO.ID - Adanya serangan buaya yang dialami waga Desa Tanah Rekah, Kabupaten Mukomuko langsung ditindaklanjuti pemerintah setempat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

BKSDA Bengkulu, akan menurunkan tim untuk melakukan observasi di lokasi terjadinya serangan buaya terhadap warga Desa Tanah Rekah, Kabupaten Mukomuko.

"Tim dari BKSDA akan turun untuk melakukan observasi dan mengidentifikasi di lokasi terjadinya serangan buaya terhadap warga," kata Plt Sekda Kabupaten Mukomuko Yandaryat, dalam keterangannya di Mukomuko, Kamis, 3 Maret 2022. 

(BACA JUGA:Ada Tanah Bergerak Di Lebak Banten, Masjid dan Sekolah Ikut Roboh, 43 Rumah Ditinggalkan Warga )

Ia mengatakan hal itu berdasarkan hasil koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). 

Tujuannya, untuk mencari solusi untuk mengatasi buaya pemangsa warga setempat yang masih berkeliaran di Sungai Selagan daerah ini. 

Pemerintah setempat berkoordinasi dengan BKSDA menindaklanjuti permohonan masyarakat lima desa di bantaran Sungai Selagan terhadap gangguan hewan buas buaya yang memangsa Sabri (65), warga Desa Tanah Rekah. 

(BACA JUGA:PKB Sindir Ganjar, Anies, Ridwan Belum Punya Tiket Jadi Capres, Muhaimin Setiap Hari Keliling Hadiri Deklarasi)

Ia mengatakan, BKSDA menurunkan tim selain melakukan observasi dan identifikasi sekaligus melakukan pemantauan, dan dari survei langkah dilakukan dalam rangka meyakinkan masyarakat agar mereka bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

Ia melanjutkan, berdasarkan keterangan dari warga setempat ada sekitar 14 ekor buaya besar, dan belum termasuk anak buaya sebesar betis dan lengan orang dewasa.

Menurutnya, sepertinya sungai di wilayah ini menjadi habitat buaya, dan kemungkinan selama ini mereka punya zona kekuasaan dan kebetulan masyarakat melakukan aktivitas di wilayah kekuasaannya sehingga buaya terganggu dan menjadi aktif.

Selain itu, katanya, menurut pihak BKSDA buaya yang berada di muara dan air asin lebih ganas dari buaya di air tawar.

Untuk sementara, ia menyarankan, agar masyarakat menahan diri dulu. 

"Kalau mereka melakukan aktivitas mengangkat sawit dengan cara yang aman, yakni isi perahu jangan terlalu banyak supaya jangan dimangsa buaya saat mereka berdekatan dengan buaya," ujarnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: