Ikhtiar Liwa Supriyanti pada Bisnis Berkesinambungan dan CSR

Ikhtiar Liwa Supriyanti pada Bisnis Berkesinambungan dan CSR

Liwa Supriyanti--

JAKARTA - Selain memberikan keuntungan, setiap usaha perlu menyeimbangkan dengan tanggung jawab sosial pada masyarakat atau lebih familiar disebut CSR (corporate social responsibility). Pengusaha industri baja, Liwa Supriyanti mengambil ikhtiar pada dua hal tersebut.

Saat ini cara kerja perusahaan juga dituntut agar lebih ramah lingkungan untuk menjaga agar tidak terlalu mendapat dampak buruk dari industri itu. Disamping itu, saat ini sudah semakin berkembangnya teknologi dan industri yang menuju efisiensi dan menjaga kondisi alam dengan mengurangi konsumsi sumber daya dari perut bumi yang terbatas ketersediaannya, agar generasi yang akan datang tidak mewarisi masalah yang serius.

"Saat ini kita sudah berencana mendukung produksi berkesinambungan di seluruh Indonesia, yang menjadi komitmen hijau Gunung Prisma,” ucap Liwa Supriyanti dalam keterangan tertulisnya.

Pelaku industri perlu menerapkan produksi berkesinambungan agar kondisi lingkungan di masa depan jadi lebih baik. Kebijakan itu akan dan menghasilkan konservasi sumber daya alam.

Liwa menyatakan, tujuan menciptakan bisnis berkelanjutan adalah agar pihaknya terus membangun hubungan berdasarkan rasa saling percaya sehingga mitra dan dunia usaha tetap yakin dengan visi perusahaan.

Berbarengan dengan itu, perempuan yang selalu menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan itu juga tidak lupa CSR bagi masyarakat.

“Peran Gunung Prisma adalah ikut andil dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan secara bertanggung jawab,” ujarnya.

Liwa Supriyanti telah berkecimpung di industri perdagangan baja selama 20 tahun. Dia memulai pekerjaan pertamanya pada tahun 2006 sebagai akuntan junior di Alumex Dagang Indonesia. Sejak tahun 2017, Liwa dipercaya sebagai Direktur di Perusahaan Gunung Prisma.

Di bawah kepemimpinan Liwa, Gunung Prisma menjelma menjadi perusahaan perdagangan baja terbesar di Indonesia. Perusahaan itu telah dianggap mampu dalam pengadaan baja yang holistik secara tepat waktu sehingga dipercaya untuk bekerja sama dengan lebih dari 25 perusahaan pemasok berbagai jenis baja dari negara-negara Asia, termasuk Singapura, Jepang, dan Tiongkok.

Sebagai pemain kunci dalam industri baja, perusahaan perseroan Gunung Prisma mampu mengamankan ketersediaan baja yang holistik dan berkontribusi dalam perbaikan kehidupan masyarakat. Perusahaan ini juga memberikan produk yang terbaik untuk semua pelanggan dan klien, sehingga industri perdagangan baja bisa lancar.

Bantu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)

Liwa Supriyanti lewat kiprah CSR perusahaannya mendapat respon positif dari pejabat dan masyarakat.

“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga. Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sukabumi, mengucapkan banyak terimakasih. Bantuan tersebut sangat besar artinya bagi pembangunan jembatan. Apalagi, bukan kali ini saja perusahaan memberikan bantuan,” ucap Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman kepada awak media pada pada Kamis, 29 April 2021.

Eka menerangkan, jembatan Karang Bolong memang memiliki nilai ekonomi, pariwisata, dan sosial. Jembatan itu penting bagi masyarakat karena digunakan untuk menjual hasil pertanian ke pasar induk yang terletak di Surade. Sedangkan untuk sektor pariwisata, di situ terdapat destinasi pantai alami dan wisata religi. Selain itu, jembatan dengan panjang 50 meter dan lebar 1,2 meter itu juga dipergunakan untuk aktivitas sosial dan pendidikan, yaitu dipakai sarana penyeberangan anak-anak untuk pergi mengaji atau ke sekolah.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Pandu Maul

Tentang Penulis

Sumber: