Darurat, Pemerintah Lalai

Darurat, Pemerintah Lalai

JAKARTA - Sudah tujuh dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit Virus Corona (COVID-19) belum lagi tenaga medis yang diperkirakan mencapai 25 orang yang dikabarkan ikut terpapar. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terus menekankan kebijakan pemerintah untuk merealisasikan kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yang begitu urgen ini. Ini berkaca dari wafatnya sejumlah dokter yang memunculkan kesan pemerintah abai di tengah kondisi darurat. Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengatakan banyak rumah sakit yang tidak menyediakan APD. Dan kekhawatiran ini terjadi di daerah. Sedangkan petugas kesehatan dituntut untuk terus bekerja. ”Sudah terkonfirmasi enam dokter yang meninggal. Tugas mereka berkaitan dengan penanganan Covid-19. Lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus corona. Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi Virus Corona,” jelasnya, Senin (23/3).

BACA JUGA: Siwon Choi Bahas Virus Corona Pakai Bahasa Indonesia, Warganet +62 Heboh

Mereka yang wafat yakni dokter Hadio Ali SpS, dokter Djoko Judodjoko SpB, dokter Laurentius P SpKj, dokter Adi Mirsaputra Sp THT, dan dokter Ucok Martin SpP. Adapun dokter Toni D Silitonga bukan meninggal akibat terpapar COVID-19. Lalu dr. Lorentius yang bertugas di RS Grogol. Ia meninggal di Rs Mitra Keluarga. Informasi yang didapat, sebenarnya tidak muncul diagnosis Covid-19. Tetapi ia dicuriga terpapar, setelah rumor menyebutkan ada keluarganya diduga positif Covid-19. Informasi ini didapat Fajar Indonesia Network dari sejumlah sumber. Nah, penegasan Daeng ini, sejalan dengan penegasan IDI di dalam akun resmi Instagram PB IDI @ikatandokterindonesia.”IDI berduka cita amat dalam atas wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi COVID-19,” demikian dilansir. Daeng pun mengungkapkan minimnya APD menyebabkan tenaga medis di di Kota Kendari, yang jumlahnya 40 dokter dan perawat di IGD RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara sempat mogok kerja sejak Jumat pekan lalu. Mereka mempertanyakan manajemen rumah sakit yang tak memiliki kelengkapan APD bagi mereka, padahal terdapat pasien positif Corona yang mereka rawat di sana. Bahkan belakangan 35 di antaranya, telah dinyatakan sebagai orang dalam pemantauan (ODP). Minimnya, ADP ini juga diamini oleh Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah. Ia mengatakan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien Virus Corona, mulai mengalami kelangkaan. Hal ini, kata dia, khususnya terlihat di rumah sakit-rumah sakit non rujukan Virus Corona. ”Untuk rumah sakit-rumah sakit lain terutama di UGD, kamar operasi dan ruang-ruang khusus, dikarenakan kelangkaan APD, dihemat menjadikan standar kualitasnya tidak sesuai. Misalkan masker yang dipakai lebih lama dari seharusnya,” ungkapnya.

BACA JUGA: Polisi Musnahkan Barang Bukti Kejahatan di Bandara Soetta

Atas dasar ini, baik Harif maupun Daeng meminta pemerintah agar lebih serius dalam melihat nasib para petugas kesehatan. Bukan tidak mungkin, jika terus dibiarkan, akan lebih banyak petugas kesehatan yang ikut menjadi korban. Dokter yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat itu meninggal akibat kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan agar sigap dari ancaman virus Covid-19 dan edukasi masyarakat agar terhindar dari Covid-19. Dari catatan Fajar Indonesia Network (FIN) sejak Kamis (19/3) Presiden Joko Widodo sebenarnya telah meminta agar perlindungan diberikan kepada seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan pasien Virus Corona. Ia pun meminta mereka agar diberi insentif khusus, di tengah banyaknya beban kerja yang mereka tangani saat ini. ”Saya ingin perlindungan maksimal pada para dokter, tenaga medis, dan jajaran di rumah sakit yang layani pasien yang terinfeksi Covid-19,” kata Jokowi saat membuka rapat yang disiarkan langsung lewat YouTube resmi Sekretariat Presiden tersebut. Atas peristiwa yang terjadi, Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam, belasungkawa yang dalam, atas berpulangnya dokter, perawat, dan tenaga medis yang telah berpulang. ”Mereka, beliau-beliau telah berdedikasi, berjuang sekuat tenaga dalam rangka menangani Virus Korona (Covid-19) ini. Atas nama nama pemerintah, negara, dan rakyat saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras beliau-beliau, atas perjuangan beliau-beliau dalam rangka mendedikasikan dalam penanganan Covid-19),” tutur Presiden saat memberikan keterangan usai pengecekan ke Wisma Atlet, Kemayoran, Provinsi DKI Jakarta, Senin (23/3). Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa akan diberikan insentif bulanan kepada tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat. ”Pada kesempatan yang baik ini juga, kemarin kita telah rapat dan telah diputuskan, telah dihitung oleh Menteri Keuangan, bahwa akan diberikan insentif bulanan kepada tenaga medis,” jelas Presiden. Rinciannya, menurut Presiden, dokter spesialis akan diberikan Rp15 juta, dokter umum dan dokter gigi akan diberikan Rp10 juta, bidan dan perawat akan diberikan Rp7,5 juta, dan tenaga medis lainnya akan diberikan Rp5 juta. ”Kemudian juga akan diberikan santunan kematian sebesar Rp300 juta dan ini hanya berlaku untuk daerah yang telah menyatakan tanggap darurat,” tutup Presiden. Terpisah, Kantor Staf Presiden menyatakan bahwa enam tenaga medis yang meninggal dunia saat menangani virus corona atau Covid-19 layak diganjar sebagai pahlawan kemanusiaan. ”Rasa duka yang dalam terhadap para pejuang garda depan yang gugur karena Covid-19,” ujar Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, dalam siaran persnya.

BACA JUGA: Venue Piala Dunia U-20 2021 Belum Ditetapkan

Moeldoko mengatakan negara telah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para relawan dan tenaga medis yang berjuang mengatasi penyebaran wabah COVID-19. Berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah akan memberikan insentif untuk para tenaga medis yang berjuang menangani pandemi COVID-19. Sedangkan, untuk tenaga medis yang meninggal dunia di wilayah tanggap darurat, pemerintah akan memberikan santunan sebesar Rp300 juta. Sementara itu, sebanyak 8 ton bantuan APD dari Tiongkok tiba di Indonesia Senin (23/3). Secara simbolis APD tersebut diserahkan oleh Menteri Pertahanan, kepada Kapuskes TNI, Kepala RSPAD, Kepala RS Suyoto, Kapuskes Angkatan Darat, Kadiskes Angkatan Laut, dan Kadiskes Angkatan Udara. Pesawat Hercules pengangkut APD tersebut tiba di Lanud Halim Perdana Kusuma pukul 10.45 WIB. Total sebanyak 12 ton bantuan APD, namun baru 8 ton lebih APD yang sudah tiba di Indonesia. APD tersebut antara lain 7,2 ton Protective Clothing, 128 kg N95 Mask, 110 kg Disposable Gloves, 700 kg Disposable Mask, dan 775 kg Goggles. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan upaya ini menunjukkan keseriusan pemerintah dan seluruh unsur yang terlibat bekerjasama dengan negara sahabat seperti Tingkok menghadapai ancaman covid-19. ”Ada 12 ton APD akan dilaksanakan terus-menerus,” tegas Prabowo di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Parbowo mengaku berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Tiongkok terkait kebutuhan bantuan Indonesia dalam menghadapi Covid-19. Ia mengaku sudah mengirimkan daftar kebutuhan tersebut kepada Menhan Tiongkok. ”Secara umum apa yang dibutuhkan RS alat kesehatan, ventilator, rapid test, APD, tidak jauh dari itu kebutuhan pokok,” imbuhnya saat ditanya wartawan. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyatakan bahwa Kementerian Kesehahatan (Kemenkes) telah mendistribusikan sebanyak 10.000 APD kepada sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 dan dinas kesehatan seluruh provinsi di Tanah Air. ”APD tersebut didistribusikan sejak Sabtu malam (21/3) hingga Minggu pagi (22/3),” jelas Oscar. Ditambahkan, Kemenkes dan Gugus Tugas Covid-19 juga akan segera mendistribusikan 95.000 APD ke seluruh Indonesia. Pendistribusian dilakukan melalui Gugus Tugas telah memiliki daftar skala prioritas daerah mana yang sangat membutuhkan. ”Pendistribusian ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas Mengenai Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19 pada Kamis (19/3). Maret 2020,” kata Sekjen Oscar. Sementara itu, data yang dihimpun oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona (Covid-19) melalui kanal situs http://covid19.bnpb.go.id/ hingga 23 Maret 2020 pukul 19.30 WIB, menyebutkan bahwa total 579 Positif Covid-19 (Selengkapnya lihat grafis). Artinya ada penambahan 65 kasus, 500 masih dalam perawatan, 30 sembuh (5,18%), dan 49 (8,46%) orang meninggal dunia. (dim/tim/fin/ful) //INFOGRAFIS// APD DARI SHANGHAI -Disposable masks (masker sekali pakai) -N95 masks (masker N95) -Protective clothing (pakaian pelindung) -Goggles (kacamata pelindung) -Gloves (sarung tangan) -Shoe covers (pembungkus sepatu) -Infrared thermometer (termometer inframerah) -Surgical caps (topi bedah). ABIL ALIH OLEH TIM MEDIS TNI: -Diketahui bahwa alkes itu baru akan digunakan Tim Medis Kementerian Pertahanan dan TNI guna pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus Corona di Indonesia. -Tim medis TNI merencanakan telah mengambil alih perawatan di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Senin (23/3). SITUASI COVID-19 Indonesia •Positif: 579 pasien •Sembuh: 30 pasien •Meninggal: 49 pasien RINCIAN PER PROVINSI 1.DKI Jakarta: 353 Positif, 23 sembuh, dan 29 meninggal dunia 2.Jawa Barat: 59 Positif, 5 sembuh dan 9 meninggal dunia 3.Banten: 56 Positif, 1 sembuh, dan 3 meninggal dunia 4.Jawa Timur: total 41 Positif, 0 sembuh, dan 1 meninggal dunia 5.Jawa Tengah: total 15 Positif, 0 sembuh, dan 3 meninggal dunia 6.Kalimantan Timur: total 11 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 7.Bali: 6 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 8.Kepulauan Riau: 5 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 9.Jogjakarta: 5 Positif, 1 sembuh, dan 0 meninggal dunia 10.Sulawesi Tenggara: 3 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 11.Sumatra Utara: 2 Positif, 0 sembuh dan 1 meninggal dunia 12.Kalimantan Barat: 2 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 13.Kalimantan Tengah: 2 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 14.Sulawesi Selatan: 2 Positif, 0 sembuh, dan 1 meninggal dunia 15.Provinsi Papua: 2 Positif, 0 sembuh dan 0 meninggal dunia 16.Provinsi Riau: 2 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 17.Provinsi Jambi: 1 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 18.Lampung: 1 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 19.Kalimantan Selatan: 1 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 20.Sulawesi Utara: 1 Positif, 0 sembuh, dan 0 meninggal dunia 21.Maluku: 1 Positif,0 sembuh dan 0 meninggal dunia. Sumber: Kemenkes/BPBD

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: