Ekspor Tak Terganggu Resesi Jepang

Ekspor Tak Terganggu Resesi Jepang

MAKASSAR - Sulsel optimistis ekspor ke Jepang bisa tetap tumbuh positif. Negara berjuluk Negeri Matahari Terbit itu memang telah resesi, tetapi ada harapan permintaan konsumsi tak berimbas terlalu dalam. Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief R Pabettingi mengatakan, dampak ekspor terhadap resesi Jepang baru akan diketahui sebulan setelah resesi diumumkan. "Nanti kita lihat, karena bicara resesi itu banyak faktor pemicunya. Jadi dampaknya luas," ujarnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), Rabu, 9 September.

BACA JUGA: Denny Siregar dan Ferdinand Kompak Kritik Anies: Habis Peti Mati Terbit Rem Darurat

Ekspor Sulsel ke Jepang banyak dari sektor konsumsi. Seperti udang dan ikan tuna. Kata Arief, ada harapan itu tak terlalu berdampak. Ada kemungkinan Jepang tetap membutuhkan pasokan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan warganya. "Kalau bicara keseluruhan ekspor kita ke sana (Jepang) terhadap resesi pasti terasa, karena memang ekspor terbesar kita ke Jepang. Kalau spesifik ke konsumsi kita lihat bagaimana nanti permintaannya," kata Arief. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, Jepang jadi tujuan ekspor terbesar Sulsel dengan persentase sebesar 68,69 persen. Lalu diikuti Tiongkok 16,12 persen, dan Malaysia 7,80 persen.

BACA JUGA: Bandingkan dengan Rezim Jokowi, Fahri Hamzah: Era SBY Rakyat Nikmati Ketenangan

Nikel mendominasi ekspor Sulsel hingga 64 persen. Sementara untuk konsumsi, ekspor Sulsel hanya 4,76 persen. Menurut Arief, meski sektor konsumsi menyumbang nilai ekspor yang relatif kecil, tetapi paling tidak itu bisa membuat para pelaku usaha yang bergerak di sektor tersebut di Sulsel bisa tetap memacu produksi.

BACA JUGA: Sinopsis The Mechanic, Aksi Seru Pembunuh Bayaran Bakal Tayang Malam Ini

Tantangannya kemudian, pengekspor yang selama ini bergantung lakukan pengiriman ke Jepang, harus mulai berpikir untuk melakukan ekspansi ke negara lain. "Terutama tujuan ekspor untuk konsumsi ada beberapa negara alternatif. Seperti Singapura dan Hong Kong," terang dia. Ekonom, Hamid Paddu mengatakan, resesi di Jepang menjadi tantangan ekspotir untuk mencari negara tujuan ekspor baru. Mau tidak mau, harus berpikir akan dialihkan ke mana, barang yang tidak terserap Jepang. (rdi)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: