Ari Soemarno: Pertamina Secara Corporate Harus Ikut Tanggung Jawab Insiden Kebakaran Tangki Kilang Balongan dan Cilacap

Ari Soemarno: Pertamina Secara Corporate Harus Ikut Tanggung Jawab Insiden Kebakaran Tangki Kilang Balongan dan Cilacap

    JAKARTA - Insiden terbakarnya tangki pada fasilitas milik Pertamina, bukan hanya terjadi baru-baru ini saja di tangki kilang Balongan dan Cilacap. Kebakaran hebat juga pernah terjadi di tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang Jakarta Utara pada medio Januari 2009. Akibat kejadian tersebut, Direktur Utama Pertamina periode 2006-2009, Ari Soemarno, terpaksa harus kehilangan kursi jabatannya di perusahaan migas pelat merah tersebut ketika itu. "Pada waktu saya Dirut, bukan tidak ada kebakaran, ada kebakaran, tangki lagi. Yaitu pada Januari 2009, di Plumpang. Padahal pada waktu itu Plumpang baru saja selesai menjalankan revitalisasi, modernisasi dan otomatisasi. Jadi sistem nya itu memang kita buat selama lebih kurang setahun. Tapi pada waktu itu hari cerah, gak ada angin gak ada hujan, waktu itu terjadi kebakaran.....tapi gak berapa lama kemudian saya diberhentikan," ungkap Ari kepada Fin.co.id, dikutip Kamis (25/11/2021). BACA JUGA: Eks Dirut Pertamina Blak-Blakan Soal Kebakaran Tangki Kilang Cilacap, Benarkah Ada Unsur Sabotase? Merujuk pada kejadian yang dialaminya tersebut, Ari menilai wajar jika tanggung jawab besar berada di tampuk kepemimpinan Pertamina ketika itu. "Saya tidak menyesalkan itu, bahwa tanggung jawab langsung itu ada lima lapisan atau lima tingkat di bawah saya, tapi kan saya penanggung jawab pelaksana tertinggi disitu. Kalau semuanya memberikan kesalahan kepada saya ya wajar saja. Makanya saya bilang yaudahlah. Tapi kalau sekarang gak ada (pertanggungjawabannya). Kita gak menyalahkan KPI (Kilang Pertamina Internasional/subholding Kilang) secara langsung, Pertamina Corporate juga harus bertanggung jawab," tegas Ari Soemarno. BACA JUGA: Mantan Bos Pertamina Sarankan Pengelola Kilang Evaluasi Sistem Keamanan Ia pun menyoroti terjadinya insiden kebakaran yang terjadi berulang hingga tiga kali, namun hal itu seolah tak menjadi perhatian serius dari Pertamina sebagai induk usaha KPI. "Ini Pertamina harus melihatnya secara serius. Saya lihat kok sampai sekarang Pertamina tidak ada akuntabilitasnya, apa actionnya?," kata dia. Hal inilah yang menurut Ari menjadi tantangan Perseroan ke depan, yaitu bagaimana membuat operational excellence, memiliki sistem maintenance yang baik dan mengutamakan keselamatan. "Jadi safety itu adalah sesuatu yang utama, gak bisa diabaikan itu saja, jangan lalai sama sekali. Tapi kok ini sudah tiga kali lho dalam setahun. Kalau dalam 20 tahun ya wajar ada orang yang lalai, kalau ini dalam setahun tiga kali lho," pungkasnya. (git/fin)  

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: