Rupiah Diperkirakan Tertekan, Sentimen The Fed dan Lockdown Eropa Jadi Penyebab

Rupiah Diperkirakan Tertekan, Sentimen The Fed dan Lockdown Eropa Jadi Penyebab

  JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS masih berpotensi melemah akhir pekan ini, Jumat (26/11/2/21). Selain isu percepatan pengetatan moneter di AS, lonjakan kasus Covid-19 di Eropa hingga menyebabkan penguncian wilayah (Lockdown) menjadi pendorong penguatan dolar AS terhadap mata uang saingannya. Mengutip data Bloomberg, pukul 09.18 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.232 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 33 poin atau 0,23% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Kamis sore kemarin (25/11/2021) di level Rp14.287 per dolar AS. "Lockdown di Eropa karena meningginya kasus covid juga bisa menjadi penekan rupiah karena kekhawatiran pasar tersebut mendorong pasar keluar dari aset berisiko," kata Ariston dalam keterangan tertulis, Jumat (26/11/2021). Kondisi COVID-19 di Eropa semakin parah. Ada 10 negara Eropa melaporkan ledakan kasus dan sebagian harus kembali memberlakukan lockdown. Dari dalam negeri, keputusan MK yang mengabulkan sebagian gugatan terhadap UU Ciptaker bisa menjadi sentimen negatif ke rupiah. Apalagi bila tidak ada tindak lanjut dari pemerintah dan DPR untuk memperbaiki UU sesuai arahan MK. "Bila UU dibatalkan, bisa memberikan persepsi negatif untuk investor terutama investor luar negri karena aturan yang terus berubah," ujar Ariston. Ariston memprediksi hari ini rupiah berpotensi tertekan ke arah Rp14.330 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.250 per dolar AS. (git/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: