Bisnis Energy Masih Prospektif di 2024
Narasumber yang hadir langsung pada diskusi energi bertajuk "Menelisik Prospek Energy 2024, Gurih atau Hambar?" yang diselenggarakan oleh FWESDM, Rabu 25 Oktober 2023-Istimewa-
Para peserta diskusi energi -Istimewa-
BACA JUGA:
- Hutama Karya Garap Konstruksi Proyek Pipa Bawah Laut Perdana Lawe-Lawe Facilities RDMP RU V-Balikpapan
- Di Konferensi Kelistrikan se-Asia Pasifik, PLN Paparkan Skenario Transisi Energi Menuju NZE 2060
"Tahun 2020 hingga 2022 kemarin kami menyebutnya sebagai etape pertama transformasi dan ini lebih kami fokuskan kepada internal correctif action secara end to end, mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga ke pelanggan kami," ungkapnya.
Selanjutnya, masuk ke etape kedua, Agus menyebut PLN melakukan transformasi dengan mewujudkan struktur organisasi yang lebih fit dan sesuai dengan kebutuhan masa depan.
"Pembentukan holding akan membuat PLN lebih lincah, ramping dan profesional untuk mewujudkan value creation di setiap lini," ungkapnya.
"Contohnya pengelolaan energi primer, dulu tersebar ke semua unit, kini terkonsentrasi di PLN EPI (Energi Primer Indonesia)," sambungnya lagi.
BACA JUGA:
- Dewan Energi Nasional Dukung Pemanfaatan Gas Bumi Rumah Tangga dan Industri PGN Group di Kota Batam
- Perkuat Ketahanan Energi Di Jawa Tengah, Sinergi Subholding Gas dan Subholding C&T Pertamina Bangun Proyek Pip
Kemudian, Sekretaris Perusahaan PT PLN Energi Primer Indonesia Mamit Setiawan dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya saat ini melihat potensi biomassa yang berlimpah untuk terus dikembangkan sebagai co-firing dari PLTU Batubara.
"PLN EPI menargetkan pada tahun 2025 akan menggunakan biomassa sebesar 10,2 juta ton pertahun untuk program pengurangan emisi gas rumah kaca dengan target 52 PLTU, dengan komposisi 6 juta ton dari dedicated energy plantation dan 4,2 juta ton dari limbah sawit, sampah, sawdust dan limbah pertanian yang akan menghasilkan 11,8 TWh/tahun," ungkap Mamit.
Division Head Corporate Plan PT PGN Tbk Heru Indriatno mengatakan, sebagai bagian dari Holding PT Pertamina, PGN memiliki setidaknya 3 hal yang akan terus dikembangkan di tahun-tahun kedepan.
Heru mengatakan, hal yang pertama adalah mengingkatkan bisnis eksisting. Sebagai contoh misalnya dalam hal pendistribusian gas melalui Jargas rumah tangga. Hal ini menjadi upaya untuk membantu pemerintah mengurangi beban negara untuk subsidi elpiji.
BACA JUGA:
- China Development Bank Dukung Pendanaan PLN untuk Akselerasi Transisi Energi di Indonesia
- Peringati Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-78, MIND ID Gelar Event Edukasi Hilirisasi
Hal yang kedua yakni melakukan adaptasi, yakni bagaimana caranya agar sumber-sumber energi yang eksisting dan sudah mulai menurun kapasitasnya, dengan menutup defisitnga dari sumber lainnya, salah satunya dengan LNG.
"Yang ketiga sifatnya diversifikasi, nanti bisa vertical integration atau nanti diversifikasi bisnis hilirisasi gas," ungkapnya.
PGN, kata Heru, juga melakukan green business initiative dengan mengembangkan Biomethane. ^Kami membangun pabrik Biomethane di lokasi pabrik kelapa sawit dengan volume 1,2 MMSCFD dan menyalurkan komodutas tersebut ke pelanggan di pulau Jawa melalui pipa SSWJ.
Sumber: