Tol Demak

Tol Demak

--

Oleh: Dahlan Iskan

SAYA mondar-mandir Semarang-Demak. Kemarin. Salah satunya ke pusat riset stem cell dan kanker di Semarang. Baru. Hebat. Yang dipimpin salah satu dari tiga ''dewa'' stem cell Indonesia: Prof. Dr. Agung Putra itu.

Sudah lama saya ingin lewat tol Semarang-Demak. Tapi belum juga jadi. Yang sudah beroperasi baru satu ruas: Sayung-Demak. Sepanjang 16 km. Sedang yang Sayung-Semarang belum jadi. Maka setelah sampai Sayung saya harus kembali ke jalan lama. Yang ruwet itu. Yang macet itu. Yang menguji kesabaran itu.

Malam itu saya tiba di Demak sudah malam. Saya harus makan malam dulu di warung teman lama: Anne Avanti. Sebelum itu saya harus ke makam Mbah Genuk di pusat kota Semarang. Kelak saya harus bikin cerita soal keramatnya lokasi strategis itu.

Saya sangat maklum mengapa ruas tol Sayung-Semarang (Kaligawe) belum juga selesai. Inilah ruas jalan tol yang paling sulit se Indonesia. Uang saja tidak bisa menyelesaikan –apalagi kalau tidak ada banyak uang.

Khususnya yang 6 km.

Yang seperti kolam tambak.

Yang dalamnya seperti tak terukur.

Yang tanahnya bercampur air.

Yang airnya bercampur tanah. 

Ruas Kaligawe-Sayung ini panjangnya 10 km. Berarti yang 4 km tidak ada masalah. Yakni dari Kaligawe ke batas ''kolam'' itu. Dengan dana Rp 2 triliun yang 4 km itu bisa diselesaikan.

Tapi yang 6 km itu, menantang semua ahli konstruksi jalan tol. Tidak mungkin dilakukan pengurukan. Tanah uruk akan langsung ditelan bumi. Berapa pun banyaknya.

Sambil menikmati kemacetan Sayung-Semarang saya menghubungi banyak orang. Saya ingin tahu apakah sudah ada jalan keluar. Apakah kesulitan itu sudah dilewati. Dan yang penting apakah sudah mulai dikerjakan.

Saya membayangkan betapa sulit perencanaannya. Alangkah berat pembuatan desain konstruksinya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Inisial B

2 hari

Jaga Hati

1 minggu

Politik Hati

1 minggu

Emas Bodoh

1 minggu

Nilai Wong

2 minggu