Perbaikan Tata Kelola Sampah di Pelabuhan Solusi untuk Kurangi Kebocoran Sampah Plastik ke Laut

Perbaikan Tata Kelola Sampah di Pelabuhan Solusi untuk Kurangi Kebocoran Sampah Plastik ke Laut

Ilustrasi sampah.-Pexels-Pixabay

JAKARTA, FIN.CO.ID- Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki potensi kekayaan sumber daya laut Indonesia sungguh luar biasa, namun, polusi sampah, terutama plastik yang mencemari laut mengancam keanekaragaman hayati di laut Indonesia. 

Berdasarkan hasil Konvensi Hukum Laut Internasional atau “United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS) pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica, luas wilayah laut Indonesia mencapai 3.257.357 kilometer persegi (km²). 

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada semester 2/2022 tercatat sebesar US$3,57 miliar, naik 18,16% dibanding periode tahun sebelumnya.

Terus meningkatnya nilai ekspor produk perikanan Indonesia membuktikan bahwa sebetulnya perairan yang luas tidak kalah berharga dibanding dengan daratan jika dipandang dari sisi ekonomi. 

Banyak “harta karun” tersimpan di dalam birunya laut yang menanti untuk digali. Sayangnya, di dalam perairan itu bukan hanya ikan-ikan yang berkeliaran, melainkan sampah yang berserakan, dan yang lebih mengerikan adalah sampah “mikroplastik” dikonsumsi ikan, yang akhirnya dikonsumsi manusia. 

Penuhnya lautan Indonesia dengan sampah dan unsur berbahaya tentu saja mengancam ekosistem laut—yang terdiri dari unsur biotik dan abiotik.

BACA JUGA:Forum PNLG 2022, KLHK Ungkap Daerah dengan Kualitas Air Tertinggi Hingga Provinsi Penyumbang Sampah Terbanyak

BACA JUGA:Kelurahan Sukapura Jakarta Utara Minim Sarana Pengolahan Sampah, Kok Bisa?

Lautan ikan yang menjadi lautan sampah terjadi karena pesatnya penggunaan kemasan sekali pakai serta sistem pengelolaan sampah di darat yang tidak efektif dan terkendali bertahun-tahun lamanya secara terus-menerus. 

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta, mengatakan bahwa timbunan sampah Indonesia mencapai 25,6 juta ton/tahun. 

Angka tersebut berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) per 16 Juni 2022 dari 207 kabupaten dan kota pada tahun 2021. 

Dari sistem tersebut juga diketahui bahwa komposisi sampah tertinggi, sebesar 29,5 persen berasal dari sampah sisa makanan dan tertinggi kedua 15,4 persen adalah plastik. 

“Kita tahu bahwa sebanyak 80 persen sampah laut berasal dari kegiatan di daratan yang bocor melalui sungai dan mencemari laut. Tentunya sampah laut dan dampak pencemaran terhadap laut telah menjadi isu skala lokal, nasional hingga global. Sampah laut atau marine debris, sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan biota laut,” kata Nyoman.

BACA JUGA:Jurus BNPP Integrasikan Batas Negara Darat Laut dan Udara Melalui SITASWILNEG

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: