Fantastis! Indonesia Battery Corporation Raih Investasi Ratusan Triliun

Fantastis! Indonesia Battery Corporation Raih Investasi Ratusan Triliun

Presiden Jokowi meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia (Instagram @jokowi)--

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Fantastis! Industri baterai kendaraan listrik raih investasi ratusan triliun. Investasi sebesar itu bisa dipenuhi dengan membuka kerjasama dengan mitra strategis global. 

Diketahui, PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) saat ini tengah mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Secara hitung-hitungan, nilai investasi yang dibutuhkan disebut mencapai USD 15 miliar atau setara Rp 231,7 triliun. 

BACA JUGA:Sederet Transformasi Digital Berhasil Dilakukan BUMN, Mulai Layanan Perbankan hingga PeduliLindungi

BACA JUGA:Erick Thohir Pamer Hasil Transformasi Kinerja BUMN: Pendapatan BUMN Naik Jadi Rp 2.295 Triliun

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho, dalam sesi diskusi dalam gelaran SOE International Conference, Nusa Dua Bali, Selasa 18 Oktober 2022. 

Toto mengungkap, sejauh ini IBC sudah mengantongi kesepakatan investasi dengan nilai tersebut dari dua kemitraan strategis global.

Pertama adalah kemitraan yang dijalin salah satu induk usaha IBC, yakni PT Aneka Tambang Tbk dengan korporasi asal China PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.

Kemitraan kedua, perjanjian serupa dengan LG Energy Solution, perusahaan asal Korea Selatan.

BACA JUGA:Jurus Pemerintah Kurangi Impor BBM Dengan menciptakan Ekosistem Kendaraan Listrik, Dimulai Dari BUMN

BACA JUGA:G20 SOE Conference: Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia

"Maka dari itu diperlukan mitra, kebutuhan investasi sangat besar sekitar USD15 miliar diperlukan dari 2.000 ME energi bersih untuk mendukung integrasi EV battery ini," ungkap Toto. 

Toto menjelaskan, dalam roadmap atau peta jalan 2022-2060, IBC juga dituntut untuk mengejar target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Toto menilai ada banyak tantangan untuk mencapai hal tersebut.

Tantangan yang dihadapi berupa kemitraan investasi, teknologi, nikel yang diproduksi menjadi baterai untuk kendaraan listrik, hingga tenaga kerja profesional yang dibutuhkan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: