Alhamdulillah Tarif Transjakarta, LRT dan MRT Gak Jadi Naik, DPRD DKI: Kasihan Rakyat Lagi Susah
Ilustrasi - Bus transjakarta--PMJ news
JAKARTA, FIN.CO.ID -- Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk menunda kenaikan tarif Transjakarta Light Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT), pasca kenaikan harga BBM.
Keputusan penundaan kenaikan tarif moda transportasi massal itu mempertimbangkan tingkat daya beli masyarakat yang saat ini menurun akibat kenaikan harga BBM.
(BACA JUGA:Razia Uji Emisi di Kawasan Gunung Sahari Jakpus, 17 Motor dan 6 Mobil Tak Lulus)
(BACA JUGA:DKI Antisipasi Bencana Kebakaran dan Gempa, Bangunan Lantai 1-3 Blok G Berusia 48 Tahun)
Adapun kenaikan tarif angkutan di Jakarta, hanya dilakukan terhadap angkutan umum yang belum terintegrasi dengan sistem JakLingko.
Pemprov DKI menetapkan plafon tertinggi Rp10.000, untuk perjalanan maksimal selama 180 menit atau 3 jam.
Hal itu disampaikan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Lukmanul Hakim, di Jakarta, Jumat 16 September 2022.
"Keputusan ini tepat, tidak memberatkan masyarakat yang sudah terbebani kenaikan harga BBM," ucapnya.
(BACA JUGA:Hai Warga Kota Bekasi, Pemkot Bakal Gelar Operasi Pasar Murah)
Menurut Lukmanul, kenaikan harga BBM dan tarif transportasi umum yang murah menjadi kombinasi ideal untuk menarik minat warga Jakarta meninggalkan kendaraan pribadinya.
"BBM mahal sementara tarif Transjakarta, MRT dan LRT terjangkau. Ini kan pas, orang jadi makin terdorong untuk naik transportasi umum karena bisa berhemat. Apalagi harga bahan pokok sedang pada naik," ungkapnya.
Kendati demikian, menurut anggota fraksi PAN tersebut, momentum ini seharusnya dilakukan seiring dengan perbaikan fasilitas transportasi umum di ibu kota.
(BACA JUGA:All New Honda BR-V Catat Rekor Penjualan Bulanan Tertinggi Sepanjang 2022)
.jpeg)
Sumber:
