Pemkab Kewalahan Angkut Timbunan Sampah di TPA Jatiwaringin Tangerang

Pemkab Kewalahan Angkut Timbunan Sampah di TPA Jatiwaringin Tangerang

Pemerintah Kabupaten Tangerang Saat Meninjau Kapasitas Sampah di TPA Jatiwaringin-Rikhi Ferdian-fin.co.id

TANGERANG, FIN.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Tangerang kewalahan mengakut timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatiwaringin Mauk.

Timbunan sampah di TPA Jatiwaringin Mauk saat ini sudah mencapai lebih dari 1 juta kubik.

Bahkan, TPA yang dibangun sejak tahun 1993 dengan lahan seluas 31 hektar itu, saat ini 70 persen sudah terisi oleh gundukan sampah dengan ketinggian sekitar 5-7 meter. 

(BACA JUGA:Sampah di Kabupaten Tangerang Hasil PAD Rp4,3 Miliar)

(BACA JUGA:Volume Sampah Kabupaten Tangerang Tembus 2 Ribu Ton Per Hari, 17 Persen Berupa Plastik)

(BACA JUGA:Kurangi Sampah Plastik, Pemkab Tangerang Jadikan Daun Pisang Sebagai Wadah Daging Kurban Iduladha)

"Jika dihitung rata-rata 1.000 ton sehari sampah yang masuk ke TPA Jatiwaringin kemudian maka sekarang jumlahnya sudah lebih dari 1 juta kubik," kata Reni Farida selaku Kasi Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah DLHK Kabupaten Tangerang, Selasa, 2 Agustus 2022.

"Makanya sekarang lahan TPA Jatiwaringin sudah mulai menyempit, 70 persen sudah terisi," imbuhnya.

Dikatakan Reni, dalam sehari ada 2.500 ton timbunan sampah di Kabupaten Tangerang. Namun, yang baru bisa terangkut ke TPA Jatiwaringin Mauk baru sekitar 1.000-1.300 ton per hari.

(BACA JUGA:Penanganan Sampah di Kabupaten Tangerang Belum Maksimal, Ini Penyebabnya...)

(BACA JUGA:Truk Sampah Rusak dan Lebihi Kapasitas, Warga Keluh Sampah Berceceran di Jalan)

Hal itu dikarenakan terbatasnya jumlah armada yang dimiliki oleh DLHK Kabupaten Tangerang yang hanya 

"Total jumlah armada sampah ada 259 unit. Tapi yang benar-benar bisa dipakai untuk mengangkut sampah cuma 135 unit saja dan ini untuk melayani angkutan sampah di 29 kecamatan," terangnya.

Reni juga mengakui, volume sampah di TPA Jatiwaringin yang sudah hampir over kapasitas itu, dikarenakan hingga kini pihaknya belum memiliki alat atau sistem pengolahan sampah berteknologi canggih.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: