Lalu jaksa menanyakan kepada Adi di dalam grup whatsApp tersebut ada lima terdakwa.
"Jadi di handphone ditemukan satu grup WhatsApp dengan nama Dure Tiga, di dalamnya ada beberapa kontak grup di antaranya ada kontak Irjen Ferdy ambo, ada kontak WA Putri Candrawathi dan seterusnya," ucap Adi.
"WhatsApp Irjen Ferdy Sambo mengirimkan kalimat 'Kamu sehat ya?' Kemudian, 'Bapak Kapolri menyampaikan kalau ada yang nggak nyaman laporkan saya segera biar saya laporkan Bapak Kapolri'," jawab Adi.
"Kemudian dijawab akun WhatsApp atas nama Richard 'Siap sehat bapak, siap baik bapak'. Kemudian ditanggapin oleh akun WhatsApp Ferdy Sambo 'Buat tenang keluarga di Manado ya Cad. Wa saya kalau ada yang nggak enak di hati kamu'," tambah Adi.
Jaksa kemudian bertanya riwayat percakapan lainnya yang ditemukan Adi dalam pemeriksaan. Saat itulah Adi menyebut ada grup WhatsApp bernama 'Duren Tiga' yang dibuat pada 11 Juli 2022 atau tiga hari usai Yosua dibunuh di rumah dinas Sambo.
"Jadi di handphone tersebut ditemukan satu grup WhatsApp dengan nama Duren Tiga, di dalamnya ada beberapa kontak di grup tersebut di antaranya ada kontak WA nama Irjen Ferdy Sambo, kemudian ada kontak WA bernama Putri Candrawathi dan seterusnya," ucap Adi.
BACA JUGA:Kuat Ma'ruf Tak Lihat Ferdy Sambo Tembak Brigadir J, Ahli: Itu Pernyataan Bohong
"Di dalam ada terdakwa ini lima orang?" tanya jaksa.
"Iya," jawab Adi.
"Ada percakapan?" ujar Jaksa.
"Sudah tidak ada," tutur Adi.
BACA JUGA:Terungkap, Ternyata Putri Candrawathi Dipaksa Ferdy Sambo Lapor Jadi Korban Pelecehan Brigadir J
Adi menyebut Bharada E berada di grup tersebut tapi tidak lebih dari satu hari. Ia pun dikeluarkan 3 jam setelah bergabung di grup.
"Kalau di sini hanya rentang waktu singkat aku WA atas nama Richard masuk ke dalam grup tersebut tidak lebih dari satu hari. Dia di-add pada jam 05.00 pagi tanggal 11 (Juli) kemudian di-remove dari grup tersebut pada jam 08.00 pagi tanggal 11. Jadi nggak sampai 1 hari," ujar Adi.