Jurus Pemerintah Kurangi Impor BBM Dengan menciptakan Ekosistem Kendaraan Listrik, Dimulai Dari BUMN

Senin 17-10-2022,18:44 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Impor BBM terus meningkat, seiring mulai pulihnya perekonomian pasca Covid-19. Hal itu menjadi tantangan, di tengah kenaikan harga minyak dunia yang salah satunya disebabkan perang Rusia vs Ukraina. 

Wakil Menteri BUMN II Pahala Nugraha Mansury mengatakan, penggunaan kendaraan listrik bisa memberikan penghematan. Hal itu juga dipercaya bakal mengurangi kebutuhan impor BBM dari luar negeri. 

BACA JUGA:Erick Thohir Pamer Hasil Transformasi Kinerja BUMN: Pendapatan BUMN Naik Jadi Rp 2.295 Triliun

BACA JUGA:NU Women Resmi Diluncurkan, Erick Thohir Dorong Muslimah NU Jadi Penggerak Roda Ekonomi Indonesia

Dengan demikian, akselerasi dari penggunaan kendaraan listrik juga diperlukan kedepannya. 

Untuk diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memerintahkan setiap BUMN untuk mengalokasikan sebagian anggarannya untuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan motor listrik, dimana Pertamina dan PLN menjadi pemimpin dalam transisi tersebut.

"Kita perlu membangun ekosistem kendaraan listrik, karena kendaraan listrik bisa menurunkan ketergantungan kita dari bahan bakar minyak, artinya, indonesia akan mengimpor lebih sedikit (BBM), kita juga bisa menurunkan subsidi (energi)," ujar dia dalam SOE International Conference, dipantau di Jakarta, Senin 17 Oktober 2022. 

Menurutnya, dengan masyarakat menggunakan kendaraan listrik, itu bisa menghemat hingga Rp 1,5 juta per tahun untuk operasional. Artinya, ada penurunan konsumsi BBM, dimana ini juga mengarah ke berkurangnya beban subsidi pemerintah terhadap BBM.

"Jadi semuanya akan menang (mendapat manfaat) jika kita mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia," ujarnya.

BACA JUGA:Komisi VI DPR Desak Erick Thohir Copot Zulfan Lindan dari Komisaris BUMN

BACA JUGA:Apresiasi Kebijakan Erick Thohir, Komisi VI DPR Dorong BUMN Terus Berpihak ke Ekonomi Rakyat

Dia mengatakan kalau ini bagian dari 5 inisiatif yang melibatkan BUMN dalam hal merespons gejolak di ranah global.

"Jadi kami melihat perubahan dekarbonisasi sebagai peluang bagi BUMN Indonesia karena kami melihat ini adalah peluang bagi kami untuk melakukan lompatan kuantum dalam hal benar-benar meningkatkan ketahanan energi kami, dan kemandirian energi kami," ungkapnya.

Salah satunya adalah dengan mengembangkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT). Ini tak hanya bergantung pada energi listrik, tapi juga bio massa, bio fuel, dan panas bumi atau geothermal.

Kategori :