BANJARBARU, FIN.CO.ID -- Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang mutlak sangat diperlukan dan menjadi sumber kehidupan, dimanapun manusia berada.
Namun demikian sayangnya, belum semua orang di penjuru dunia bisa menikmati akses air bersih untuk kehidupan, termasuk di Indonesia.
Lihat saja dari data perjalanan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang sejauh ini digarap bareng Kementerian PUPR dengan bantuan World Bank.
Tercatat, selama 14 tahun perjalanan Program Pamsimas, baru 35.928 desa berhasil terakses air bersih, dari total sebanyak 83.843 desa di seluruh Indonesia.
Artinya, sebanyak 47.915 desa hingga saat ini belum memiliki akses air minum. Data ini menunjukkan betapa kerasnya upaya yang harus dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, untuk bersinergi meningkatkan akses air bersih bagi masyarakat.
Sinergitas Jadi Kunci
Memaknai peringatan Hari Habitat Dunia yang jatuh pada 3 Oktober 2022 kemarin, ada satu pesan penting yang diambil oleh stakeholder di Indonesia, dalam keterkaitannya untuk mewujudkan hak dasar bagi kehidupan manusia, salah satunya mengenai ketersediaan air bersih.
BACA JUGA:Kementerian PUPR Kenalkan 'Jurus' Pentahelix Untuk Penanganan Kawasan Kumuh di Indonesia
Dibutuhkan sinergitas dari seluruh pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan hak dasar bagi kehidupan manusia, baik itu ketersediaan air bersih, hingga penyelesaian kawasan kumuh.
Kementerian PUPR sendiri, memiliki suatu treatment dalam mewujudkan visi nya dalam pembangunan, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemenuhan hak dasar manusia seperti air hingga lingkungan sehat, yang berujung pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Visi tersebut kemudian coba dijalankan melalui strategi yang disebut pentahelix. Apa itu pentahelix?
Pentahelix itu sendiri merupakan perluasan dari strategi triple helix dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat maupun lembaga-lembaga non profit dalam rangka mewujudkan inovasi.