Opini . 11/03/2025, 12:06 WIB

Jaringan Konektivitas Jalan Tol Trans Sumatera dan Kesiapan Tol Fungsional

Penulis : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

Oleh: Djoko Setijowarno

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat

Konektivitas jalan tol bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kawasan ekonomi di beberapa kabupaten dan kota yang tidak bersinggungan langsung dengan Jalan Tol Trans Sumatera.

Konektivitas antarwilayah ditingkatkan dengan cara pembangunan insfrastruktur. Pembangunan infrastruktur menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja, dan mengakselerasi perekonomian rakyat (Machus, 2014).

Konektivitas secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk terhubung dan berinteraksi dengan perangkat atau jaringan lain.

Menelusuri Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) berbeda dengan Jalan Tol Trans Jawa (JTTJ). Kepadatan penduduk di Jawa menyebabkan sepanjang perjalanan akan menemui areal persawahan dan pemukiman penduduk. Lain halnya di JTTS, yang ditemui adalah areal Perkebunan, seperti karet, tebu, sawit, jagung. Sedangkan pemukiman penduduk nampak dari kejauhan, juga sebagian rawa-rawa. Sepanjang mata memandang, nuasa hijau masih terasa.

Pembebasan lahan membangun JTTS lebih mudah ketimbang JTTJ. Tidak banyak pemukiman yang tergusur, bahkan dapat dikatakan sangat minim sekali. Sebagian besar lahan non permukiman, sehingga proses pembebasan relatif lebih cepat.

Selain itu right of way (ROW) Jalan Tol Trans Sumatera cukup lebar, masih memungkinkan untuk membangun jaringan jalan rel, sehingga nanti ada kemungkinan angkutan barang bisa beralih ke jalan rel, mengurangi beban jalan tol.

Kemudian ke depan harapannya akan terjadi pengembangan wilayah dengan terbentuknya kota-kota baru akan tumbuh di sekitar Gerbang Tol. Kawasan ekonomi baru akan terbentuk.

Kondisi terkini JTTS

Data PT Hutama Karya (2025), menunjukkan kondisi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) hingga Februari 2025. Ruas Tol yang sudah beroperasi adalah Sigli – Banda Aceh (48.5 km), Binjai -Tanjung Pura (38.3 km), Pekanbaru-Bangkinang-Koto Kampar (55.4 km), Kisaran – Indrapura (48 km), Pekanbaru – Dumai (131 km), TB Penanjung – Bengkulu (17 km), Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Palembang – Indralaya (22 km), Indralaya – Prabumulih (64,5 km), Bayung Lencir - Tempino (33.6 Km). Ruas tol yang alami divestasi, yaitu Ruas Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km) dan Medan – Binjai (17 km). Divestasi adalah pelepasan atau pengurangan Penyertaan Modal pada Investsi baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui pasar modal.

Sementara ruas tol yang sedang konstruksi adalah Bypass Pekanbaru – Juction Pekanbaru sepanjang 30 km (lahan 59,15% dan konstruksi 44,94%), Betung – Tempino – Jambi sepanjang 135,5 km (lahan 43,7% dan konstruksi 18,2%), dan Palembang – Betung sepanjang 69 km (lahan 72,9% dan konstruksi 53,06%).

Jaringan konektivitas

Jaringan Konektivitas Jalan Tol Trans Sumatera dan Kesiapan Tol Fungsional

Jaringan Jalan Tol Trans Sumatera

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com