Opini . 11/03/2025, 12:06 WIB
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) merupakan proyek infrastruktur strategis yang memainkan peran vital dalam meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera. Sebagai jalur utama yang menghubungkan berbagai provinsi, JTTS tidak hanya mempercepat mobilitas barang dan orang, tetapi juga menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi regional. Jaringan konektivitas pada Jalan Tol Trans Sumatera dapat dilihat pada jalan tol Palembang – Betung dan rencana Jalan Tol Pelabuhan Panjang – Lematang
Sesuai hasil kajian untuk Ruas Jalan tol Palembang – Betung (Kapal Betung) sepanjang 69,19 km dapat (1) menghemat waktu tempuh sampai dengan 60,5% dan jarak tempuh hingga 18,7%; (2) mempercepat waktu tempuh perjalanan antar kabupaten/kota, sebelum adanya jalan tol di Jalan Lintas Timur Sumatera; (3) mengurangi dan mengurai kemacetan, di saat arus puncak seperti lebaran, dapat terjadi kemacetan lebih dari 23 km; dan (4) adanya tol Kapal Betung meminimalisir adanya pemungutan ilegal yang terjadi di Jalan Lintas Timur.
Sementara untuk Jalan Tol Pelabuhan Panjang – Lematang sepanjang 11,74 km sesuai kajian akan (1) menghemat waktu tempuh sampai dengan 76,44% dan jarak tempuh hingga 38,80%; (2) membuka aksesibilitas yang lebih baik ke kawasan-kawasan industri sehingga, memungkinkan distribusi barang dan bahan baku menjadi lebih lancar dan efisien; (3) perluasan jalur JTTS ke Provinsi Lampung bagian barat akan mendorong beberapa kawasan ekonomi di beberapa kabupaten, seperti Lampung Barat, Tanggamus, Pringsewu, dan Pesisir Barat menjadi lebih maju.
Kabupaten Lampung Barat sebagian besar didorong oleh sektor pertanian. Daerah ini dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Lampung. Selain padi, komoditas pertanian lain yang menjadi andalan adalah kopi, karet, kelapa sawit, dan lada.
Kabupaten Tanggamus memiliki beberapa hasil bumi yang cukup melimpah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanggamus, beberapa hasil bumi utama di daerah ini, seperti hasil pertanian (padi, jagung, ubi kayu, dan kacang tanah), hasil Perkebunan (karet, kelapa, dan cokelat), hasil peternakan (sapi, kerbau, kambing, dan ayam), hasil perikanan (ikan laut dan ikan air tawar) dan hasil kehutanan, seperti rotan dan bambu.
Kabupaten Pringsewu memiliki beberapa hasil bumi yang cukup melimpah. Beberapa di antaranya tanaman pangan (padi, jagung, ubi kayu, dan kacang tanah, dengan luas lahan sawah mencapai 13.559 hektar atau 21,69% dari total luas Kabupaten Pringsewu). Hortikultura, yakni sayur-sayuran, buah-buahan, dengan luas lahan mencapai 8.174 hektar. Perkebunan, seperti kopi, kakao, kelapa, kelapa sawit, dan karet, dengan luas lahan mencapai 23.529,75 hektar. Perikanan, seperti ikan mas, ikan lele, ikan gurame, ikan nila, dan ikan patin, dengan luas lahan mencapai 830,56 hektar. Peternakan, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, dan ayam pedaging.
Kabupaten Pesisir Barat memiliki beberapa hasil bumi yang cukup melimpah. Berikut beberapa di antaranya hasil pertanian (padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau. Hasil Perkebunan (karet, kelapa, kopi, kakao, kelapa sawit). Hasil perikanan, yakni ikan laut (ikan tenggiri, ikan kuwe, ikan layang), ikan air tawar (ikan mas, ikan lele, ikan gurame), udang, lobster dan kerrang. Hasil peternakan (sapi, kerbau, kambing, domba, ayam ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging). Hasil kehutanan (kayu jati, kayu mahoni, rotan, bambu, getah perca, getah karet, getah pinus). Hasil tambang (batu granit, pasir, batu kapur. Kabupaten Pesisir Barat juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, termasuk wisata pantai, wisata alam, dan wisata budaya.
Hasil pertanian dari beberapa kabupaten di Provinsi Lampung akan lebih mudah diangkut ke Banten dan Jabodetabek dengan menggunakan jaringan konektivitas Jalan Tol Trans Sumatera.
Musim mudik Lebaran 2025 di Jalan tol Trans Sumatera (JTTS) menyiapkan tiga ruas tol fungsional, yaitu Ruas Tol Palembang - Betung Seksi Rengas – Pangkalan Balai sepanjang 33,625 km (Provinsi Sumatera Selatan), Sigli – Banda Aceh Seksi 1 sepanjang 23,955 km (Provinsi Aceh), dan Padang – Sicincin sepanjang 35,9 km (Provinsi Sumatera Barat).
Ruas tol fungsional tidak beroperasi 24 jam seperti halnya ruas tol yang sudah berbayar. Namun dimulai jam 06.00 hingga jam 18.00 sejumlah personal dan armada disiapkan, seperti mobil ambulance, mobil derek. mobil pengawalan, kendaraan operasional tol.
Pada ruas tol Palembang – Betung disediakan rest area mini dengan kelengkapan kendaraan operasional tol, toilet portable/mobile, Gerai BBM Kemasan, pos kesehatan, dan pos pengamanan.
Kecepatan kendaraan d tol fungsional juga dibatasi maksimal 40 km per jam. Pengguna tol fungsional hendaknya tetap harus berhati-hati tidak menginjak pedal gas di atas kecepatan yang diijinkan, rawan kecelakaan. Jangan disamakan dengan jalan tol yang sudah beroperasi penuh. Jangan sampai euforia dengan kecepatan tinggi karena situasi kondisi untuk jalan belum sempurna. (Djoko Setijowarno)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com