fin.co.id - Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk memberlakukan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen hanya pada barang dan jasa yang dikategorikan sebagai barang mewah, mendapat respons positif dari berbagai kalangan, terutama pelaku usaha.
Kebijakan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, serta meningkatkan daya saing dunia usaha.
1. Pembatasan Penerapan PPN untuk Barang Mewah
Pemerintah mengumumkan bahwa tarif PPN 12 persen hanya berlaku untuk barang dan jasa yang tergolong sangat mewah.
Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi daya beli masyarakat serta memastikan bahwa tarif pajak ini tidak berdampak pada barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Dengan kebijakan tersebut, pemerintah menghindari potensi beban tambahan pada produk-produk yang biasa dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat.
2. Respons Positif Pelaku Usaha Bersertifikat Halal
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan (Babeh Haikal), mengungkapkan bahwa pelaku usaha yang bersertifikat halal turut menyambut baik kebijakan pemerintah.
Menurut Haikal, keputusan ini sangat menguntungkan mereka karena tidak hanya membatasi dampak kenaikan PPN tetapi juga memberikan berbagai insentif.
Baca Juga
Bagi pelaku usaha yang memiliki sertifikat halal, kebijakan ini dianggap sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan tambahan.
"Pelaku usaha yang bersertifikat halal sangat senang dengan keputusan ini karena mereka tidak terkena dampak langsung dari kenaikan PPN. Mereka malah mendapatkan insentif dari kebijakan ini," ujar Haikal.
3. Paket Stimulus Ekonomi untuk Rakyat Kecil dan UMKM
Sebagai bagian dari kebijakan ini, pemerintah mengumumkan paket stimulus senilai Rp 38,6 triliun. Stimulus ini mencakup berbagai program yang dapat membantu masyarakat dan dunia usaha, antara lain:
- Bantuan beras sebanyak 10 kilogram per bulan untuk 16 juta penerima bantuan pangan
- Diskon listrik 50% bagi pelanggan dengan daya maksimal 2.200 volt
- Pembiayaan industri padat karya
- Insentif PPh Pasal 21 bagi pekerja dengan gaji hingga Rp 10 juta per bulan
- Pembebasan PPh untuk UMKM dengan omzet kurang dari Rp 500 juta per tahun
Babeh Haikal menyatakan bahwa kebijakan ini adalah bentuk keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Pelaku usaha mikro dan kecil, yang telah mendapatkan sertifikat halal, tentu merasa diuntungkan dengan kebijakan ini. Mereka menjadi bagian dari pendorong utama perekonomian nasional," ujarnya.
4. Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Babeh Haikal menambahkan, kebijakan PPN 12 persen yang hanya dikenakan pada barang mewah ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif bagi pelaku usaha, tetapi juga mendorong peningkatan ekonomi keluarga.
Peningkatan ekonomi keluarga akan berkontribusi langsung terhadap stabilitas ekonomi bangsa secara keseluruhan.
"Kebijakan ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat dan kondisi perekonomian nasional, terutama di tengah pemulihan daya beli masyarakat. Dunia usaha yang penuh tantangan kini mendapatkan suntikan semangat baru dari kebijakan ini," ujar Haikal dengan optimis.