Lifestyle . 26/11/2024, 10:02 WIB
Kalau kamu pernah ketawa kecut karena mendengar lelucon yang sebenarnya nggak lucu atau merasa nggak nyaman, itulah senyuman terpaksa.
Jenis senyuman ini berfungsi sebagai “tameng” untuk menutupi rasa nggak enak.
Orang sering memakainya supaya situasi nggak semakin canggung.
Misalnya, saat bos bilang sesuatu yang salah tapi kamu nggak mau membantah langsung.
Senyuman ini sering muncul di situasi romantis atau saat seseorang mencoba menarik perhatian.
Biasanya, senyuman penuh rayuan diiringi dengan bahasa tubuh lain, seperti anggukan kecil, kontak mata tajam, atau bahkan tawa manis.
Konteksnya jelas, sih—senyuman ini digunakan untuk menggoda atau mencairkan suasana dengan cara yang menyenangkan.
Jadi, kalau ada yang tersenyum manis sambil bicara denganmu, perhatikan konteksnya. Siapa tahu dia memang lagi berusaha menarik perhatianmu!
Ini jenis senyuman yang rada tricky. Kadang orang tersenyum untuk menyembunyikan rasa marah atau kesal.
Senyuman sarkastik sering digunakan dalam situasi di mana orang nggak bisa langsung menunjukkan perasaan negatif mereka.
Misalnya, saat seseorang berkata, “Oh, tentu, aku suka banget itu,” sambil tersenyum setengah hati.
Biasanya, senyuman ini disertai nada bicara yang bikin kita merasa ada “makna lain” di baliknya.
Nah, dari lima jenis senyuman di atas, kamu mungkin sering menggunakan senyuman Duchenne atau senyuman terpaksa dalam kehidupan sehari-hari.
Senyuman Duchenne sering muncul di momen kebahagiaan tulus, sementara senyuman terpaksa mungkin hadir di situasi sosial yang bikin nggak nyaman.
Yang jelas, senyuman itu punya kekuatan besar. Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa tersenyum (meski terpaksa) bisa memengaruhi suasana hati menjadi lebih positif.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com