Nasional . 23/11/2024, 20:35 WIB

Bongkar Strategi Jokowi - Partai Cokelat, Hasto Kristiyanto Siap Dipenjara: Menyongsong Jeruji Suatu Kehormatan

Penulis : Rizal Husen
Editor : Rizal Husen

fin.co.id - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan siap dipenjara. Dia mengaku sadar betul atas konsekuensi dari seluruh ucapannya dalam wawancara di Podcast chanel Youtube Akbar Faizal Uncensored yang tayang pada Jumat, 22 November 2024.

Sebelumnya, Hasto blak-blakan mengatakan kriminalisasi Anies Baswedan atas perintah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Tak hanya itu. Hasto juga menyebut dugaan keterlibatan partai cokelat (parcok) dalam kontestasi politik. Dimana aliansinya adalah kekuasaan sang raja. Yaitu dengan Jokowi. Partai cokelat itu diduga adalah Polri.

"Oh iya saya sadar betul dengan apa yang saya ucapkan. Saya menyongsong badai," ujar Hasto seperti dikutip fin.co.id dari Podcast chanel Youtube Akbar Faizal Uncensored berjudul: CONNIE SEBUT SEKJEN PDIP SEGERA TERSANGKA. HASTO UNGKAP JOKOWI OTAK KRIMINALISASI ANIES.

Dia mengaku sama sekali tidak takut. Alasannya, sebagai murid Bung Karno dirinya tidak bisa membiarkan kekuasaan dikuasai oleh ambisi seorang raja.

"Yang oleh dokter Sukidi dikatakan punya karakter seperti Hitler. Gemar berbohong seperti Pinokio. Kita harus berani. Kita ini punya kekuatan nurani. Karena republik ini dibangun dengan moral force," papar Hasto.

Bahkan Hasto menyatakan jika setelah ini ada kader-kader dari PDI Perjuangan yang terkena urusan hukum, maka itu adalah kriminalisasi sebagai bentuk konsekuensi dari wawancaranya di Podcast Akbar Faizal Uncensored tersebut.

"Setidaknya kalau dikriminalisasi masuk penjara, keluar nanti tambah spirit baru. Jadi menyongsong jeruji itu suatu kehormatan dan sebagai bagian dari pengorbanan dan cita-cita. Karena memang situasinya sudah sangat gawat," katanya.

Hasto menegaskan semua ucapannya dalam Podcast Akbar Faizal Uncensored itu adalah kapasitasnya sebagai pribadi. Alasannya, dia tidak ingin mengganggu institusi. Yaitu PDI Perjuangan. "Sehingga seluruh konsekuensi dari pernyataan yang saya sampaikan ini saya tanggung secara pribadi sebagai warga negara," bebernya.

3 Kluster di Tubuh Polri

Seperti diberitakan, Hasto Kristiyanto juga menyebut ada 3 kluster di tubuh Polri. Yaitu: Merah Putih, Partai Cokelat (Parcok) dan Abu-abu.

Hal itu dinilai Hasto tidak bisa dibiarkan. Polri harus dikembalikan ke marwahnya.

"Karena justru ada instrumen kekuasaan itu yang dimainkan, maka ini tidak bisa dibiarkan. Kemudian saya menelusir rekam jejak Polri. Saya menemukan sekarang ada 3 kluster Polri," terang Hasto.

Yang pertama, menurut Hasto, kluster Polri Merah Putih. Kluster ini yang sedang diperjuangkan oleh seluruh sebagai warga bangsa. Yaitu Polri yang menegakkan hukum.

"Polri yang presisi dalam pengertian yang sebenarnya. Bukan Polri presisi sebagai anak buah Jokowi. Itu Polri dalam bayangan yang didirikan oleh Raden Said Sukanto, kapolri pertama. Kemudian di Brimob ada sosok jenderal Moh. Yasin. Ada jenderal Hoegeng. Ini kategori Polri dalam wajah ideal yang dicita-citakan oleh pendiri republik," imbuhnya.

Kedua lanjut Hasto, adalah partai cokelat (Parcok). Dia juga menyinggung sosok Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. 

"Ya mohon maaf ini saya sebut. Termasuk Pak Listyo Sigit. Karena begitu banyak fakta-fakta yang terungkap. Kalau saya mengkritik ini jangan kemudian teman-teman Polri marah. Karena kita ingin mengembalikan marwahnya. Pada kesejatiannya yang berasal dari rakyat. Yang presisi dalam menegakkan hukum dan keadilan. Bukan presisi sebagai hulubalang dari sang raja," paparnya.

Ketiga yang sifatnya abu-abu. Hasto juga terang-terangan menuding Mendagri Tito Karnavian tidak tegas menindak para Penjabat Gubernur dan PJ Kepala Daerah lainnya.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com