fin.co.id - Pada Minggu, 10 November 2024, Otoritas Suriah melaporkan serangan udara baru oleh Israel yang kembali mengguncang ibu kota Damaskus. Kali ini, serangan tersebut menyasar sebuah kawasan perumahan di Sayyidah Zaynab, sebuah wilayah yang terletak di pinggiran kota Damaskus.
Menurut laporan Kantor Berita Suriah (SANA), serangan tersebut mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka. Namun, hingga kini, jumlah pasti korban tewas dan terluka belum dapat dipastikan.
Serangan Israel Menyasar Fasilitas yang Terkait dengan Hizbullah
Meski pihak militer Israel belum memberikan konfirmasi langsung terkait serangan tersebut, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, melalui akun media sosialnya, X, mengklaim bahwa serangan udara itu ditujukan untuk menghancurkan gudang senjata dan fasilitas yang diduga terkait dengan kelompok Hizbullah, organisasi militan yang berbasis di Lebanon.
Adraee menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari upaya Israel untuk menghentikan potensi ancaman yang datang dari wilayah Suriah yang diduga digunakan sebagai tempat penyelundupan senjata oleh Hizbullah.
Baca Juga
- Hamas Desak Pembebasan Tahanan Palestina dari Penyiksaan Brutal di Penjara Israel
- Krisis Politik di Korea Selatan: Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol Diajukan setelah Darurat Militer yang Kontroversial
Israel selama ini telah melakukan serangan udara di Suriah sejak 2011, dengan fokus utama pada target-target militer yang terkait dengan Iran, pemerintah Suriah, serta Hizbullah. Israel menargetkan gudang senjata, fasilitas militer, dan kelompok yang mereka klaim memiliki hubungan dengan Iran dan Hizbullah, yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap keamanan mereka.
Ketegangan Regional Meningkat
Serangan udara terbaru ini menambah panjang daftar ketegangan yang semakin meningkat di kawasan Timur Tengah, terutama setelah eskalasi militer Israel di Jalur Gaza dan Lebanon. Serangan Israel di Suriah ini juga terjadi di tengah situasi yang semakin tegang di perbatasan Lebanon, di mana pertempuran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat tajam.
Sejak akhir September 2024, Israel melancarkan serangan besar-besaran di Lebanon dengan klaim bahwa mereka menyasar target-target milik Hizbullah. Serangan lintas perbatasan ini telah memperburuk kondisi di kawasan tersebut, yang sudah terimbas oleh konflik yang berlangsung di Gaza.
Ketegangan yang terjadi di antara Israel dan Hizbullah ini juga merupakan bagian dari eskalasi perang yang telah dimulai sejak perang Gaza meletus pada Oktober 2023.
Dampak Serangan di Gaza dan Lebanon
Sejak konflik Israel-Gaza dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 3.100 orang dilaporkan tewas, sementara lebih dari 13.800 orang lainnya terluka akibat serangan Israel.
Baca Juga
- Krisis Darurat Militer di Korea Selatan: Yoon Suk Yeol Guncang Politik, Dunia Terkejut!
- Trump Ancam Tarif 100 Persen ke BRICS, China Tanggapi Dengan Keras: Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Dunia?
Invasi militer Israel ke selatan Lebanon yang dimulai pada 1 Oktober 2024, menambah kompleksitas situasi di wilayah tersebut, mengingat perang lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah semakin memanas.
Serangan udara Israel di Suriah dan Lebanon ini menunjukkan bahwa ketegangan di kawasan Timur Tengah tidak hanya terbatas pada Gaza, tetapi juga melibatkan negara-negara tetangga seperti Suriah dan Lebanon, yang turut menjadi medan pertarungan dalam dinamika konflik Israel dengan kelompok-kelompok militan yang berafiliasi dengan Iran, seperti Hizbullah.
Reaksi Internasional dan Implikasi Keamanan
Serangan-serangan Israel yang terus berlanjut ini memicu kekhawatiran global, terutama di kalangan negara-negara yang mengkhawatirkan dampak dari ketegangan yang terus meluas. Masyarakat internasional, termasuk negara-negara besar, mulai memperingatkan kemungkinan eskalasi yang lebih besar lagi di kawasan yang sudah dilanda ketidakstabilan.
Pemerintah Suriah dan sekutunya, Iran, sering mengutuk serangan-serangan ini sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah dan mengancam akan membalas. Di sisi lain, Israel terus berpendapat bahwa serangan ini adalah bagian dari upaya untuk mencegah ancaman dari pasukan-pasukan yang mereka anggap berbahaya di perbatasan mereka.
Masa Depan Ketegangan di Timur Tengah
Ketegangan yang melibatkan Israel, Suriah, Lebanon, dan kelompok-kelompok militan seperti Hizbullah ini menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah semakin kompleks, dengan berbagai aktor internasional dan lokal yang terlibat dalam pertempuran yang saling terkait.
Serangan udara terbaru Israel ke Damaskus ini menambah ketegangan yang sudah ada, dan memperlihatkan bahwa meskipun perang di Gaza menjadi pusat perhatian dunia, ketidakstabilan regional di Suriah dan Lebanon tetap menjadi ancaman serius bagi perdamaian di kawasan tersebut.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq