Saat kita sedang stres, produksi asam lambung akan meningkat dan menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk produksi gas berlebih.
5. Konstipasi: Tinja Menumpuk, Gas Menggila
Konstipasi atau sembelit juga bisa menjadi penyebab sering kentut.
Ketika tinja menumpuk di dalam usus, bakteri akan memprosesnya dan menghasilkan gas.
6. Baru Saja Melahirkan: Perubahan Hormon Bikin Aneh
Bagi para ibu baru, sering kentut setelah melahirkan adalah hal yang wajar.
Perubahan hormon selama kehamilan dan persalinan bisa mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan produksi gas berlebih.
7. Intoleransi Laktosa: Susu Bukan Sahabat Perutmu
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak mampu memproduksi enzim laktase yang berfungsi untuk mencerna laktosa dalam susu.
Jika kamu mengalami intoleransi laktosa, konsumsi produk susu bisa memicu kembung dan sering kentut.
Baca Juga
Bagaimana cara mengatasi sering kentut?
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi frekuensi kentut, antara lain:
- Kurangi konsumsi makanan pemicu gas: Batasi konsumsi minuman bersoda, permen karet, makanan tinggi serat, dan produk susu.
- Konsumsi makanan probiotik: Makanan probiotik mengandung bakteri baik yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan.
- Kelola stres: Lakukan aktivitas yang dapat membantu mengurangi stres, seperti yoga, meditasi, atau hobi.
- Konsultasikan dengan dokter: Jika sering kentut disertai gejala lain seperti sakit perut, diare, atau penurunan berat badan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Tips Tambahan
Makan secara perlahan dan kunyah makanan dengan baik: Mengunyah makanan dengan baik dapat membantu mengurangi jumlah udara yang tertelan saat makan.
Hindari makan terlalu banyak: Makan terlalu banyak dapat membuat perut menjadi penuh dan menyebabkan produksi gas berlebih.
Minum air putih yang cukup: Air putih membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi sembelit.
Kesimpulan
Sering kentut memang bisa menjadi masalah yang cukup mengganggu.
Namun, dengan mengetahui penyebabnya dan melakukan beberapa perubahan gaya hidup, kamu bisa mengatasi masalah ini. Jika kamu masih merasa khawatir, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Disclaimer: Artikel ini hanya memberikan informasi umum tentang kesehatan dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum melakukan perubahan pada pola makan atau rutinitas olahraga.