fin.co.id- Bangladesh memanas sejak seminggu terkahir. Aksi demonstran terjadi di segala penjuru di negara tersebut. Demonstrasi mahasiswa itu awalnya sebagai aksi protes atas kebijakan kuota pekerjaan pemerintah alias kuota PNS.
Namun kini protes itu semakin luas dan anarkis melibatkan seluruh lapisan masyarakat melawan pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina
Pada Jumat kemarin 19 Juli 2024, para demonstran menyerbu sebuah penjara di distrik pusat Narsingdi. Di sana mereka membebaskan ratusan narapidana di penjara itu dan membakar fasilitas tersebut.
"Para narapidana melarikan diri dari penjara dan para pengunjuk rasa membakar penjara." kata seorang petugas polisi, yang berbicara kepada AFP tanpa menyebut namanya.
Baca Juga
- Israel Lancarkan Serangan ke Lebanon, 13 Orang Warga Sipil Tewas
- Israel Siap Lancarkan Serangan Balasan Mematikan ke Iran
Petugas memperkirakan jumlah narapidana yang melarikan diri mencapai ratusan orang.
AFP melaporkan bahwa setidaknya 105 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Kerusuhan ini merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemerintahan Sheikh Hasina.
Situs web utama pemerintah, termasuk bank sentral, kepolisian, dan kantor perdana menteri dibobol oleh hacker yang menamakan dirinya “r3sistanc3”.
Mereka meninggalkan sebuah pesan yang diposting di situs kantor perdana menteri yang menyerukan agar akhiri pembunuhan terhadap mahasiswa. dengan mengatakan: “Ini bukan lagi protes. “Sekarang sedang perang.”
Jumat kemarin, pemerintah terpaksa memutus jaringan komunikasi di seluruh negeri. Akses internet seluler dan media sosial diblokir oleh pemerintah.
Baca Juga
- Israel Keluarkan Peringatan ke Kamp Pengungsi Gaza Tengah untuk Pergi
- Korban Tewas Akibat Badai Helene di Amerika Capai 200 Orang Lebih
Pihak berwenang mengatakan, pemutusan jaringan telekomunikasi, memutus layanan seluler untuk meredam kerusuhan.
Pemerintah Bangladesh telah mengumumkan jam malam nasional dan mengumumkan rencana untuk mengerahkan tentara mengatasi kerusuhan terburuk di negara itu.
“Pemerintah telah memutuskan untuk memberlakukan jam malam dan mengerahkan militer untuk membantu otoritas sipil,” kata juru bicara pemerintah pada Jumat malam. (*)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq