Empat-empatnya tewas terbakar Rabu lalu. Rekan-rekannya curiga: kebakaran itu terkait dengan gencarnya tulisan Sempurna soal judi dan narkoba dengan segala backing-nya. Bahkan tidak hanya di media. Sempurna juga mengunggahnya di FB-nya. Termasuk alamat orang yang ia tulis sebagai backing judi.
Menurut Marko, teman-temannya sudah mengingatkan: mengapa cari perkara seperti itu. Tapi Sempurna terus menuliskannya.
Seorang wartawan lain masih bersama Sempurna malam itu. Namanya Anderson Sembiring. Wartawan online Metro One Online. Anderson yang malam itu mengantarkan Sempurna pulang. Hampir pukul 12 malam. Beberapa menit kemudian Anderson menelepon Sempurna. Ia mengabarkan sudah selamat sampai di rumahnya. Selamat tidur.
Keesokan paginya Marko membuka HP. Grup WA wartawan Karo ribut: Sempurna meninggal. Rumahnya terbakar. Mereka langsung mencurigai kebakaran itu terkait dengan pemberitaan.
"Kami, teman-temannya, menganggap Sempurna adalah wartawan pejuang."
Sempurna hanya tamatan SMA. Ayahnya seorang sopir pengangkut kayu. Penghasilannya sebagai wartawan tidak bisa membuatnya punya rumah yang layak. Istri Sempurna ikut mencari penghasilan; jualan di rumahnya. Mracangan. Termasuk jual gas elpiji dan bensin.
Kepolisian Karo menjelaskan kebakaran itu ada kaitannya dengan bahan bakar yang dijual. Tapi belum ada penjelasan api berasal dari mana. Karo berudara sejuk. Harus ada api untuk bisa membuat bensin terbakar. (DAHLAN ISKAN)
Baca Juga
Komentar Pilihan Dahlan Iskan pada Tulisan Berjudul: Gundah Marah
Johannes Kitono
Musuh Petani. SYL seharusnya bersyukur hanya dituntut 12 tahun dan denda uang saja. Tidak sampai dituntut hukuman mati. Sukses story yang merangkak dari Kepala Desa, Bupati, Gubernur dan Menteri. Pasti meninggalkan rekam jejak korupsi. Tidak terlalu sulit bagi APH menggali lebih dalam. Ikuti saja aliran dana proyek yang pernah dipegangnya. Pasti banyak sekali Stake Holder yang terlibat. Baik setoran dari pengusaha maupun setoran SYL ke APH. Dosa terbesar jelas kepada Petani NKRI. Atas nama Petani yang masih miskin Mentannya justru melakukan Korupsi. Mencuri uang rakyat miskin adalah Dosa Besar. Konon, kalau dihukum tembak matipun tidak dianggap melanggar HAM. Penyesalan selalu terlambat datang. Dan masih ada kesempatan bagi SYL tunjukkan martabatnya. Dengan gagah berani. Minta maaf ke Petani NKRI.Bongkar semua aliran dana korupsi. Bukan hanya yang diterima saja.Terutama ke APH, Politisi dan Partai pendukungnya. Dengan demikian SYL akan dianggap Satria sesuai marwahnya.Telah membantu pemerintah bongkar korupsi. Khususnya yang telah bikin miskin para Petani.Semoga Petani dipimpin Mentan yang anti korupsi. Dan sepenuh hati sejahterakan Petani yang masih jauh dari sejahtera.
Fa Za
I coudnt agree more. Koruptor harus dilempar ke kandang buaya.
Amat K.
Bagus. Jangan mau, "Urang makan nangka, saurang kana gatahnya. Sama-sama makan nangka, sama-sama kena getahnya. Toh, orang yang merasa sudah kehilangan segalanya tidak akan rugi apa-apa lagi. Bongkar! "Wani manimbai lunta, wani jua manajuninya" 'berani melontar jala, berani juga terjun ke air'.
Amat K.
Dalam kasus ini mungkin adagium "Karena nila setitik rusak susu sebelanga" tidak berlaku. Nilanya bertitik-titik. Entahlah masih banyak susunya atau nilanya.