"Nah kalo ini digabung (Kemenparekraf dan Kemenpora) mana duluan yang mau diprioritaskan? Apakah membangun olahraganya, membangun manusianya atau mempopulerkan olahraga untuk pariwisata?," imbuhnya.
Pengamat politik ini juga mempertanyakan bagaimanana nantinya menggelorakan olahraga di dunia pariwisata, namun belum tentu berprestasi.
"Untung memang, setiap daerah nanti bisa sekaligus mensosialisasikan pariwisatanya, kemudian juga mencari bibit unggulnya dan kita juga mencanangkan kreatifitas dari pemuda, tapi yang mana mau diprioritaskan? manusianya atau daerahnya? mau bangun kreatifitasnya atau kultur olahraga di Indonesia?," tukasnya.
Terkait kultur olahraga di Indonesia menurut Efriza masih belum terbangun dengan baik, bahkan meski ada UU kepemudaan, namun untuk sarana dan prasarana olahraga di daerah-daerah Indonesia masih kurang memadai.
"Memang olahraga dan ekonomi kreatif itu pas menurut saya, namun khawatirnya adalah fokus pemerintah yang terus membangun daerah untuk mendapat keuntungan, namun lupa membangun manusianya," tandas Efriza.(Fajar/Sabrina/Ayu)