FIN.CO.ID- Warga Palestina di Jalur Gaza terpaksa konsumsi makanan ternak untuk bertahan hidup di kamp-kamp pengungisan akibat agresi Israel yang berkepanjangan sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Makanan ternak itu digiling dan dijadikan roti akibat dilanda kelangkaan tepung terigu sejak sejak blokade Israel terhadap sejumlah bantuan yang masuk.
Dilansir dari Anadolu, warga Gaza Awatif al-Besyuni mengatakan mereka terpaksa menggiling gandum dan jagung, yang seharusnya digunakan sebagai pakan ternak, untuk membuat makanan sehari-hari mereka.
Besyuni menekankan bahwa kondisi kehidupan mereka makin sulit, sebab mereka tidak hanya menanggung dampak perang tetapi juga berjuang melawan kelaparan dan keadaan suhu udara yang sangat dingin.
BACA JUGA:
- Sadisnya Israel, Mencuri Ratusan Jasad Warga Palestina yang Terbunuh dan Ambil Organ Tubuhnya
- 10 Serdadu Israel Serbu Rumah Sakit di Kota Jenin, 3 Warga Palestina Tewas
Menyoroti perjuangan anak-anak Gaza di tengah kelangkaan tepung untuk membuat roti, Besyuni menyerukan masyarakat internasional untuk melakukan intervensi, mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk menekan Israel agar menghentikan perang dan meringankan penderitaan mereka di Gaza.
Sementara warga Tel al-Zaatar di utara Gaza, Hasan Seref menggambarkan situasi tragis dengan kekurangan makanan dan kelaparan. Dia bilang situasi itu berdampak buruk pada anak-anak yang tidak dapat memahami kelaparan yang dipaksakan di tengah perang dan blokade.
"Persediaan makanan benar-benar habis, membuat mereka harus berpuasa hingga 48 jam," kata dia.
Sementara Um Asad al-Ketri, seorang warga yang sedang membuat roti di sebuah rumah yang telah hancur di Kamp Pengungsi Jabalia, menyoroti kondisi menyedihkan yang sedang mereka alami hanya untuk bertahan hidup.
BACA JUGA:
- Segala Cara Tentara Israel Habisi Warga Palestina, Nyamar Jadi Dokter dan Perawat Serang Rumah Sakit
- Putusan Mahkamah Internasional ICJ Soal Kasus Genosida Israel Upaya Penting Lindungi Rakyat Palestina
al-Ketri mengatakan mereka membuat roti dari pakan burung. Para warga berupaya melunakkan roti yang terbuat dari bahan tersebut, yang keras dan tidak layak dikonsumsi, untuk diberikan kepada anak-anak.
Jalur Gaza, rumah bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina, terus menerus diserang oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober, dan wilayah tersebut mengalami blokade total dan tidak diberi akses bantuan kemanusiaan.
Serangan Israel yang terus berlanjut dan blokade penuh telah mengakibatkan menipisnya pasokan makanan penting di bagian utara Gaza, tempat ratusan ribu orang kini bergulat dengan masalah kelaparan.
Penduduk di wilayah utara Gaza yang secara paksa tidak diberi makanan oleh Israel, menghadapi ancaman kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi, dan sekitar 600.000 warga Palestina berada dalam risiko tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengumumkan pada November bahwa semua orang di Gaza telah mengalami kerawanan pangan akibat blokade Israel sejak 7 Oktober.