"Nah dia emosi. Sehingga emosi dan kemarahannya itu dilampiaskan kepada wakil menteri. Gara-gara kamu ini. Saya gak dibantuin. Saya jadi ditanya sama presiden. Sekarang saya ditertawakan sama banyak orang. Marah dia. Emosi si capres ini," terang Alifurrahman.
Sampai kemudian, kata Alifurrahman, terjadilah penamparan dan pencekikan itu. Wakil menteri yang diduga ditampar dan dicekik itu sampai sekarang tidak bercerita kepada siapa pun.
Namun, lanjut Alifurrahman, Wamen yang diduga ditampar dan dicekik tersebut pasti punya harga diri diperlakukan seperti itu. Apalagi disaksikan oleh puluhan orang dalam sebuah rapat.
"Itu akan menjadi satu pengalaman dan sejarah yang sangat buruk dalam hidupnya. Setahu saya di wakil menteri ini masih merasa nggak terima dengan perlakukan si capres yang menggampar atau yang mencekiknya," tutur Alifurrahman.
Dia menyebut kejadian itu agak mengerikan. Terlebih jika punya seorang pemimpin yang temperamen atau tidak bisa mengendalikan amarah dan emosinya.
"Coba bayangkan. Ini yang dicekik dan ditampar adalah wakil menteri. Kalau wakil menteri saja sudah dicekik dan ditampar, apalagi kita-kita ini. Masyarakat biasa, orang sipil yang bukan siapa-siapa. Gimana kemudian kita dalam suatu kesempatan membuat jengkel si capres ini. Bisa lenyap kita," urai Alifurrahman.
Dikatakan, dugaan penamparan dan pencekikan yang dilakukan capres kepada wamen di ruang rapat kabinet tersebut sama seperti KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga).
Direktur Seword Media Utama, Alifurrahman Asyari -fin- Seword TV-Youtube
BACA JUGA:
- Jadwal Pendaftaran Capres-Cawapres Pilpres 2024 Dimajukan, Ingat Cuma Dikasih Waktu 7 Hari
- Partai Masyumi Nyatakan Dukungan ke Pasangan Capres Anies-Imin pada Pilpres 2024
"Bagi saya ini sama seperti KDRT. Apabila dia pernah melakukan KDRT, maka potensi untuk dia melakukan hal sama di masa depan itu sangat-sangat terbuka. Pada masa depan dia bisa melakukan atau mengulanginya lagi dengan berbagai macam alasan," tegas Alifurrahman.
Salah satu contohnya adalah dugaan penamparan dan pencekikan capres terhadap wamen.
"Bayangkan, wakil menteri aja dicekik sama dia. Ini jadi pelajaran bagi kita semua. Saya gak sebut namanya, gak sebut apa kasusnya, Gak sebut apa amanah presiden kepada capres atau si menteri ini," terangnya.
Alifurrahman mengaku mendapat informasi yang cukup valid terkait dugaan penamparan dan pencekikan yang dilakukan capres kepada wamen tersebut.
"Saya dapat informasinya lengkap. Dan informasi ini cukup valid. Karena pada saat ini jadi pembicaraan di beberapa grup whatsapp terbatas. Ini soal waktu saja yang nanti akan diceritakan orang lain. Karena rekam jejak capres yang murka, marah-marah, emosian dan suka maki, lempar handphone, menculik dan sebagainya itu kan diceritakan oleh banyak orang," beber Alifurrahman.
Dia menyebut dugaan penamparan dan pencekikan itu bisa menjadi sebuah referensi bagi masyarakat Indonesia.