Doa Mathur

fin.co.id - 27/05/2023, 06:12 WIB

Doa Mathur

Maka tidak ada fraksi PBB di DPRD Jatim. Nasibnya sama dengan Hanura yang juga hanya punya satu kursi. PKS pun tidak bisa membentuk fraksi: hanya 4 kursi. Syarat membentuk fraksi adalah lima kursi. Maka PKS, PBB, dan Hanura membentuk fraksi gabungan. 

Haknya sebagai anggota DPRD sama: dapat dana Pokir itu. Mathur menggunakannya untuk membangun gedung rektorat Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam. Lima lantai. Di desa Pakong, kecamatan Modung, tak jauh dari perbatasan antara Kabupaten Bangkalan dan Sampang.  

Di Bangkalan, jangan kaget, kini sudah ada 9 perguruan tinggi.

Sahat Simanjuntak tertangkap KPK karena proyek Pokirnya tidak ada. Begitu banyak proyek yang tidak ada wujudnya. "Tahun 2021 saja ada Rp 1,3 triliun yang tidak ada laporan pertanggungjawabannya," ujar Mathur.

Mathur orang Madura yang lahir di Sambas, Kalbar. Sampai SMP masih di sana. Ikut nenek. Ibunya meninggal ketika Mathur baru berumur 4 tahun. Sang ayah berumah tangga lagi.

Tamat SMP Mathur ingin masuk pondok pesantren di Madura. Sambil sekolah di SMA Pamekasan. Lalu ia kuliah di fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Surabaya.

Di Pemilu 2024, Mathur akan maju lagi. Juga lewat PBB. Ia sudah punya akar di Madura. Tapi itu tidak harus. Kalau tidak ada manfaatnya ia tidak akan maju lagi.

Mathur pernah dipanggil ketua fraksi gabungan. Dari PKS. "Saya diminta tidak terlalu keras. Teman fraksi lain minta tolong ketua fraksi saya agar saya tidak kenceng-kenceng," katanya.

"Apakah jalan saya sudah bengkok?" tanya Mathur ke ketua fraksinya.

"Anda masih lurus. Tadi itu hanya permintaan fraksi lain," kata Mathur menirukan jawaban ketuanya.

Mathur memang membuat komitmen dengan anggota fraksi gabungan: tidak mau jalan bengkok. "Kalau di antara kita ada yang bengkok kita saling ingatkan," tambahnya.

Selasa lalu saya undang Mathur ke rumah. Makan siang. Makannya sedikit sekali. Padahal semua masakan istri saya enak sekali: buntil talas, kepala kambing, kare ayam, dan lodeh tempe. 

Ternyata daya tampung perutnya memang sedikit. Ususnya 135 cm lebih pendek dari usus saya.

Usus Mathur pernah harus dipotong untuk menyelamatkan jiwanya. Ia ditembak dari jarak dekat. Kena bagian pinggang. Tembus ke dalam. Peluru bersarang di perutnya.

Malam itu, Januari 2015, Mathur baru pulang dari Surabaya. Tidak ada yang membuntutinya. Menjelang sampai di rumahnya di Bangkalan, pukul 02.00, ia melihat ada orang bersepeda motor. Berboncengan. Pakai jaket. Tanpa masker penutup muka. Tapi ia mengira itu orang lewat saja. 

Admin
Penulis