Perihal aktivitas militer China, bersamaan dengan pengumuman latihan penembakan yang dilakukan Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada Minggu, 25 Desember 2022.
Latihan digelar di sekitar wilayah perairan dan udara Taiwan.
Militer China menyatakan latihan itu sebagai respons atas provokasi dari AS, seperti diberitakan Reuters.
BACA JUGA: ASUS Bawa ROG Phone 6 Batman Edition ke Indonesia, Harganya Rp15 Juta
Seperti diketahui, China menglaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari provinsinya.
Sehingga merasa tidak ada pelanggaran atas peristiwa itu.
Berbeda halnya dengan Taiwan yang beranggapan bahwa latihan perang China itu membuat rakyat Taiwan menjadi ketakutan.
Belakangan ini, China tidak setuju dengan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS.
BACA JUGA: Heru dan Yasonna Siap Amankan Aset DKI
Undang-undang itu mengesahkan anggaran hingga 10 miliar dolar AS (Rp 156 triliun) untuk penjualan senjata ke Taiwan.
UU itulah yang dinyatakan China sebagai bentuk provokasi.
“Tindakan intimidasi militer Komunis China jelas ditujukan untuk menakuti rakyat kita, dan tidak kondusif bagi citra internasional,” demikian pernyataan resmi Kemhan Taiwan.
AS adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, meski tidak ada hubungan diplomatik formal.
BACA JUGA: Jangan Lengah, Jakarta Masih Dibayangi Cuaca Ekstrem
Penjualan senjata AS ke Taiwan selalu mengganggu hubungan Beijing dengan Washington.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq