Catatan Dahlan Iskan

Protein Yuda

fin.co.id - 12/12/2022, 06:00 WIB

Salah satu saksi itu adalah Tonny Kurniawan, anaknya almarhum  Hoei Hwa Kin. Ia pemilik toko emas di Yogyakarta. Tonny sudah berobat ke mana-mana. Dokter memvonisnya: hidupnya tinggal tiga tahun. Ia pun cari alternatif pengobatan apa saja. Lalu bertemu Yuda itu.

Teman-teman Tonny ikut minta disuntik yang sama. Maka ketika Yuda datang ke toko emas milik Tonny, teman-temannya ikut suntik. Lama-lama ruang belakang toko Tonny itu jadi semacam tempat praktik. Sampai Yuda ditangkap.

Tonny di persidangan tidak menyalahkan Yuda. "Saya yang minta tolong pada beliau. Dan saya sembuh. Apa salahnya meminjamkan ruang belakang itu," katanya di persidangan.

Dari mana Yuda mendapatkan protein sel itu? 

Yuda mendapatkan bahan baku  dari temannya. Yakni teman yang bekerja di rumah sakit bersalin. Yuda minta dipotongkan 2 cm plasenta bayi yang akan dikubur. Dari situlah sel dan protein sel diambil.

"Kalau sel memang harus dari sel tubuh pasien sendiri. Tapi kalau protein sel bisa dari protein selnya siapa saja," katanya.

Yuda tahu bahwa saya sering menjalani stemcell di dr Purwati. Dulu. Juga di klinik dr Yanti. Atau menjalani PRP di dr Karina yang keriting total itu. "Saya yang menguji ketika dr Purwati ujian  doktor," ujar Yuda.

Ngobrol dengan drh Yuda saya seperti ngobrol dengan drh Indro. Orangnya agak gemuk, pakaiannya kucel-semrawut dan orangnya cuek. "Saya harus melakukan pengabdian ini. Saya pernah mau mati. Kepala saya sampai harus dibuka," katanya.

Itu terjadi di Seoul saat akan meraih gelar doktor di sana. Ia kena penyakit kanker otak. Sembuh.

Saya pun lama berpikir: harus diapakan orang seperti Yuda ini. (*)

 

Admin
Penulis