Internasional . 28/11/2022, 21:22 WIB
Lalu, 2 orangnya temannya disemprot dengan merica.
Ironisnya, Zhao menjadi korban penganiayaan polisi saat mencoba menghentikan aparat membawa temannya pergi.
Akibatnya, Zhao kehilangan sepatu dan pergi tanpa alas kaki.
BACA JUGA: Air Mata Ferdy Sambo Pecah di hadapan AKBP Arif: Percuma Bintang 2 Tidak Bisa Jaga Putri Candrawathi
Aksi unjuk rasa itu diiringi dengan teriakan protes terhadap Pemerintah.
Pengunjuk rasa juga mendesak Presiden China Xi Jinping dan Partai Komunis mundur.
Salah satu tuntutan mereka yakni pencabutan lockdown di Xinjiang.
“Kami tidak ingin ada tes PCR. Kami ingin demokrasi dan kebebasan pers,” teriak para pengunjuk rasa.
BACA JUGA: Besaran UMK Yogyakarta 2023 Segera Ditetapkan, Segini Kisarannya
Mayoritas pengunjuk rasa berasal dari etnis Han.
Etnis itu memang berasal dari wilayah tersebut.
Berbeda halnya dengan warga Uighur yang memilih tak ikut dalam aksi unjuk rasa itu.
Warga Yighur tidak berani turun ke jalan lantaran perbedaan hukuman bila mereka berbicara menentang.
BACA JUGA: Bupati Cianjur Bilang Korban Meninggal Akibat Gempa Akan Dapat Uang Kerohanian
“Orang Uighur berbeda. Jika kami berani mengatakan hal seperti itu, kami akan dibawa ke penjara atau kamp,” ucap dia.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com