“Kontrol kelayakan APAR hanya kertas kerja. Maka, dengan adanya sistem digital ini, bisa tahu APAR yang telah didistribusikan itu, mana yang sudah rusak, mana yang sudah habis. Supaya lebih efektif. Ya, (aplikasi ini) pastinya kami mendukung,” tegas Mujiyono.
Menanggapi dukungan kalangan politisi itu, Kepala Dinas Gulkarmat DKI Satriadi menerangkan, telah berkolaborasi dengan Universitas Indonesia selama satu tahun terakhir.
Tujuan kolaborasi untuk menggodok kajian pembentukan sebanyak 4.536 relawan damkar yang akan disebarkan di 398 RW rawan kebakaran.
BACA JUGA: Sempat Kabur ke Jeneponto Dua Tahun, DPO Kasus Penjambretan Dibekuk Samapta Polsek Tambora
Menurut Satriadi, pembentukan relawan damkar ini dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 364.1-306 tahun 2020 tentang Pedoman Pembinaan Relawan Pemadam Kebakaran.
“Di satu RT yang termasuk daerah rawan kebakaran kita sediakan dua relawan dan dua APAR. Sesuai kajian UI, jadi mapingnya sesuai kajian. Kita punya variabel untuk menentukan daerah itu prioritas atau tidak, seperti jauh dari masyarakat, padat dan jalan sempit. Itu termasuk variabel daerah rawan kebakaran,” papar Satriadi.
Nantinya, sambung dia, ribuan relawan ini akan dilatih untuk menggunakan APAR sebagai langkah awal pertolongan jika terjadi kebakaran di wilayahnya.
Selain itu, relawan damkar diharapkan mampu memberikan penyuluhan mitigasi bencana kebakaran kepada warganya.
BACA JUGA: Tragis! Pelajar SMP Ditemukan Tewas di Aliran Irigasi Kabupaten Musi Rawas
Hal ini dilakukan, lanjut Satriadi, karena masalah kebakaran tidak mungkin hanya ditangani Pemprov DKI.
Melainkan perlu adanya keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan dari bencana tersebut.
“Karena tidak mungkin kebakaran diselesaikan oleh pemerintah sendiri, ini perlu keterlibatan masyarakat juga,” ungkap dia.
Satriadi juga menyatakan, siap membuat aplikasi untuk mengontrol keaktifan para relawan serta pengawasan dan kelayakan ribuan APAR yang tersebar di lima wilayah.
BACA JUGA: Kapal Motor Mutiara Timur 1 Terbakar di Selat Bali, TNI AL Turunkan Kapal Perang Evakuasi Penumpang
Mengingat anggaran untuk alat ini tidak sedikit, yakni sebesar Rp. 11,8 miliar.