Sikap hawkish Federal Reserve telah menurunkan kepercayaan pasar terhadap rupiah. Tekanan terhadap rupiah dan mata uang sejenis telah meningkat sejak pertemuan FOMC terakhir.
BACA JUGA: Bidik Perolehan Dana Rp 5 Triliun, BSI Bakal Rights Issue Akhir Tahun
BACA JUGA:Prestasi! BSI Kuasai 50 Persen Pangsa Pasar Keuangan Syariah Indonesia
Setelah data inflasi AS dirilis untuk bulan Oktober 2022 ternyata lebih rendah dari yang diharapkan, rupiah dan mata uang emerging market membukukan beberapa keuntungan. Meskipun demikian, tingkat apresiasi rupiah tetap lebih rendah dari mata uang EM yang lain.
"Untuk membantu mencerminkan nilai fundamental rupiah, di sisi kebijakan, kami mengharapkan BI untuk melanjutkan aksi front-loadingnya dengan menaikkan 50 bps lagi dalam pertemuan MPC bulan ini dan mengirimkan sinyal yang jelas tentang sikap kebijakan moneter yang lebih hawkish," pungkas Irman.