"Kita akan 'join' dengan beberapa universitas untuk tes urine bersama. Semoga program ini bisa sukses dan lancar menekan angka pengguna yang akan di Jakarta dan Indonesia," ujar Mukti.
Lebih lanjut Mukti Juharsa menargetkan program tersebut akan dilaksanakan mulai bulan depan, dengan target menggandeng kampus sebanyak mungkin serta frekuensi satu kali tes per bulan.
"Sudah masuk program, insya Allah bulan depan," papar Ditresnarkoba Polda Metro Jaya itu.
Adapun latar belakang program tersebut adalah kenaikan jumlah pengguna narkotika di Indonesia menurut data yang diterbitkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).
Data pengguna narkotika versi BNN mencatat kenaikan pengguna narkotika dari 1,8 persen pada 2019 menjadi 1,95 persen pada 2021.
Risiko perempuan terpapar narkotika juga meningkat dari 0,20 persen pada 2019 menjadi 1,21 persen pada 2021.
Data tersebut juga menyebutkan sebanyak 88,4 persen penyalahgunaan disebabkan oleh pengaruh teman.
Sementara untuk tiga alasan utama penyalahgunaan narkoba adalah pertama karena ajakan atau bujukan teman, kedua ingin mencoba, ketiga untuk bersenang-senang.
BACA JUGA: Terjerat Peredaran Narkoba, Polri Ungkap Hasil Tes Urine Irjen Pol Teddy Minahasa
"Hal ini yang kita khawatirkan, bahwa kenaikan pengguna sudah cukup itu meningkat di wilayah Indonesia," tutup Mukti.
Yang perlu ditest itu anggota Polri tapi jika itu dilakukan harus oleh sebuah tim medis independen yang kebal dan tahan banting jika diintervensi. Berani kah?#RakyatMonitor# https://t.co/Ebx8AT7DrI
— Benny K Harman (@BennyHarmanID) October 20, 2022