BACA JUGA: Perintah Raja Arab Saudi, MBS Emban Posisi Perdana Menteri
"Awalnya saya nggak tahu kalau itu granat," ujar Rahmat.
Namun, ketika sedang diutak-atik, granat pun meledak.
"Pagi-pagi pas saya utak-atik tiba-tiba meledak," katanya.
BACA JUGA: Pengemis, Pak Ogah dan Gelandangan di Kabupaten Bekasi Digarap Petugas Gabungan ,
Akibat ledakan ini, Rahmat terluka di telapak tangan kiri dan kaki sebelah kanannya.
Rahmat juga masih mengalami gangguan pendengaran karena terdampak langsung ledakan granat kejut tersebut.
Sementara itu, tampak aparat kepolisian dan TNI serta Satpol PP juga sudah melakukan pemeriksaan.
BACA JUGA: Soroti Jokowi Blusukan ke Baubau, Ali Ngabalin Sebut Tuhan Selalu Memakaimu Dalam Melayani Rakyat
Tim Gegana juga terlihat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dari lokasi ledakan sampai ke titik ditemukannya granat kejut tersebut.
Granat kejut (stun grenade), atau disebut juga "flashbang", pada awalnya dirancang dan dibuat untuk dipakai Special Air Service Inggris.
Granat ini dirancang untuk membingungkan, atau mengalihkan perhatian musuh selama beberapa detik.
BACA JUGA: Polisi Beberkan Status Pria Pengirim Paket yang Meledak di Asrama Brimob Sukoharjo
Granat jenis ini yang paling banyak ditemui adalah granat kejut M84, yang diberi julukan "flashbang" karena menghasilkan cahaya membutakan (6-8 juta Candela) dan ledakan yang keras (170-180 desibel).
Ketika meledak, granat tersebut tetap utuh tanpa menghasilkan serpihan. Granat ini berbentuk tabung segi enam besi dengan lubang untuk pengeluaran ledakan cahaya dan bunyi.