Cukup lewat pesan singkat, radio, televisi dan foster saja.
“Sistem proporsional tertutup rawan nepotisme dan kemungkinan menghasilkan anggota legislatif yang tidak bermutu.
Politik uang bermain dalam internal partai,” ungkap @PietAbik.
BACA JUGA: Survei Pemilu 2024, Elektabilitas Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan
Senada diungkapkan @MaulaErwanto.
Dia menyindir partai-partai dan elite politik yang ngebet ingin pileg kembali ke sistem proporsional tertutup.
Kayaknya, kata dia, elite parpol sudah rindu, pemilu era Orde Baru, yang syarat tipuan, kolusi, nepotisme dan tentu korupsi.
“Nanti para caleg beri suap ke ketuanya agar dapat nomor jadi,” katanya.
BACA JUGA: Pemerintah Terbitkan SKB Netralitas ASN di Pemilu 2024
Menurut @Sanca78, daripada sibuk otak-atik bagaimana sistem yang cocok untuk pemilu dan ketakutan mengeluarkan biaya politik yang mahal, sebaiknya tidak perlu saja ada anggota DPR, cukup ketuanya saja.
“Karena anggota DPR hanya mengekor suara ketuanya saja,” tukas dia.