Mulyanto juga menyoroti besaran subsidi BBM yang disampaikan Pemerintah.
Menurutnya, data besaran subsidi yang disampaikan Presiden kurang tepat. Angka APBN perubahan yang sebesar 502 triliun rupiah bukan hanya untuk subsidi BBM, tetapi untuk pembayaran subsidi dan kompensasi baik untuk BBM, gas LPG 3 kilogram, serta listrik.
Termasuk dalam angka itu juga utang dana kompensasi Pemerintah untuk tahun 2021.
“Jadi statemen yang ‘lebay’ kalau angka 502 triliun rupiah itu disebut hanya untuk subsidi BBM di tahun 2022,” katanya.
Subsidi BBM dan LPG 3 kilogram untuk tahun 2022, setelah disesuaikan dengan harga terbaru, menjadi sebesar Rp 149,3 triliun. Dimana subsidi untuk LPG 3 kilogram lebih besar daripada subsidi untuk BBM.