JAKARTA, FIN.CO.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil disarankan untuk bergabung atau masuk ke partai politik yang berlatar belakang nasionalis dan religius.
Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Cyrus Network Hasan Nasbi menyebut, secara karakter Ridwan Kamil bisa cocok dengan Golkar, NasDem, atau Demokrat.
(BACA JUGA: Survei Cyrus Network: Elektabilitas Ridwan Kamil Naik Setelah Musibah Eril)
"Namun, kalau saran saya tokoh-tokoh politik yang mau jadi capres atau cawapres harus mau mendeklarasikan diri masuk menjadi anggota partai," kata Hasan Nasbi, Selasa 16 Agustus 2022.
Hasan berpandangan, ada banyak partai politik yang bisa dipilih oleh Ridwan Kamil berdasarkan pengamatannya.
Sosok Kang Emil dapat masuk partai politik yang memiliki latar belakang nasionalis dan religius.
Menurut dia elektabilitas dan popularitas Ridwan Kamil saat ini mengalami peningkatan, baik di calon presiden (capres) dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2024.
(BACA JUGA:Ridwan Kamil Bantah Tudingan Rudi S Kamri Soal Ngemis Pembangunan Masjid: Jika Tak Suka Jangan Buruk Sangka)
Dari dua hal tersebut, kata Hasan, orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini didorong untuk lekas bergabung dengan partai politik.
Dia mengatakan memiliki elektabilitas dan popularitas yang baik harus dimanfaatkan oleh Kang Emil untuk berlaga di kancah politik pada tahun 2024.
Ketika disinggung soal nama Ridwan Kamil yang masih unggul dalam survei lembaganya untuk maju sebagai petahana di Pilkada Jabar 2024, Hasan menjelaskan Ridwan Kamil juga berpeluang mencoba keberuntungan ke provinsi DKI Jakarta.
"Jadi sebelum survei Juli, Pak RK juga sudah sangat kuat, sudah di atas 50 persen elektabilitasnya. Sehingga tetap terbuka peluang Pak RK buat maju kembali di Jabar. Bahkan kalau mau fair, Pak RK juga bisa mempertimbangkan untuk maju di Pilkada DKI 2024," ucap dia.
(BACA JUGA:Pilpres 2024 Opsi Duet Terbaik Bangsa Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil, Bima Arya: Paling Cocok)
Dia menuturkan saat bakal calon sudah terjun masuk dalam partai politik, maka langkah dan tujuan semakin terang. Publik juga bisa memberikan simpati lebih.
"Sehingga tidak bisa terus menerus ingin berada di luar partai sambil terus memelihara keinginan untuk mencapai karir politik yang lebih tinggi, harus berpartai," tutur dia.